Indonesia krisis kejahatan seksual, Kasus Yuyun adalah buktinya

Babatpost.com – Indonesia krisis kejahatan seksual, Kasus Yuyun adalah buktinya, kasus Pemeerkosaan 14 orang yang terjadi terhadap siswi SMP di Kabupaten Rejang Lebong, Prov Bengkulu. Masih panas dan banyak dibicarakan khalayak ramai.Dan bahkan kasus ini memicu reaksi dari berbagai kalangan.

Anggota Komisi VIII Kuswiyanto menilai bahwa pemerintah harus menetapkan Indonesia sebagai darurat kejahatan seksual anak.

Read More
Berita Terkait :  Kasus pungli SMA N 1 Babat, tercium lewat daftar ulang siswa baru

“Jadi, memang sudah diskusi di Komisi VIII, Indonesia sudah bisa ditetapkan sebagai darurat seksual anak,” ujar Kuswiyanto , Senin (9/5/2016).

Melalui penetapan status tersebut, politikus PAN itu berharap, pemerintah hadir dan melakukan pengorganisiran lintas sektor. Kementerian terkait, seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Menteri Sosial (Mensos), dan Menteri Agama (Menag), harus bersama-sama melakukan tindakan penanggulangan.

Pegiat  yang tergabung dalam Jaringan Muda Melawan Kekerasan Seksual melakukan aksi unjukrasa di bawah jembatan layang, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (4/5). Aksi tersebut merupakan solidaritas serta bentuk kecaman terhadap perkosaan dan pembunuhan yang menimpa pelajar asal Bengkulu, almarhum Yuyun (14 tahun) dan mendesak pemerintah untuk segera mengesahkan payung hukum yang menjamin pencegahan dan perlindungan dari tindak kekerasan seksual. ANTARA FOTO/Dewi Fajriani/pd/16

“Harapannya pemerintah harus hadir, ini harus dikerjakan terorganisir dengan lintas sektor. Menteri PPPA, Mensos, karena kalau sampai kejadian ada trauma macam-macam. Tentu bisa melibatkan Menag untuk memberikan penyuluhan, ormas keagamaan. Muhammadiyah, NU, Persis (persatuan islam). Lalu Menristek Dikti dan Menteri Pendidikan,” imbuhnya.

Berita Terkait :  Cegah Eksploitasi dan Perdagangan Orang, Mensos Tutup Lokalisasi di Bayur Kaltim

Kuswiyanto menyesalkan, pemerintah cenderung reaktif setelah adanya peristiwa yang merenggut salah satu korban. Pihaknya mempertanyakan langkah pencegahan yang dilakukan selama ini.

“Itu kan se-Indonesia, bakal ribut kalau sudah kejadian, khasnya Indonesia begitu. Kita kan punya Menteri PPPA. Anggarannya sebagian besar fungsi koordinasi, pencegahan belum optimal,” tandasnya.

Related posts