Hardiknas, Pendidikan di Indonesia masuki era yang tidak jelas

Babatpost.com – Hardiknas, Pendidikan di Indonesia masuki era yang tidak jelas, Kesadaran akan pendidikan harus dipupuk baik sekarang maupun besok. Bupati Purwakarta mengatakan bahwa Pendidikan di Indonesia ini mulai tak jelas dan kehilangan arah. Hal ini semakin runyam ketika dicabutnya kurikulum yang sering terjadi di sistem pendidikan kita.

Persoalan yang terjadi ini hanya menyencerminkan pendidikan berbasis pesanan. “Pendidikan itu, bukan untuk di coba-coba,” ujar bupati yang akrab dipanggil Kang Dedi ini, Sabtu

Read More
Berita Terkait :  KNPI Belitung berharap Raperda Kepemudaan segera selesai

Menurut Dedi, sejak lama para pendiri bangsa ini memiliki konsep akan manusia Indonesia seutuhnya. Artinya, melalui pendidikan itu harus menjadikan manusia Indonesia seutuhnya.

“Utuh yang dimaksud, yakni utuh dengan tanahnya, air, udara, dan mataharinya. Itulah pendidikan berkarakter. Karakter ini, maka akan melahirkan watak budaya yang beridentitas, mandiri, dan berdaulat,” tutur Kang Dedi.

Jadi, sudah seharusnya ruh pendidikan ini dikembalikan. Jangan sampai, kurikulum pendidikan ini hanya menyoroti soal angka prestasi belaka. Atau berorientasi pada nilai semata.

Berita Terkait :  Eksekusi Mati tahap ketiga selesai dilakukan secara mendadak

“Bila pendidikan ukurannya nilai, maka tujuan pendidikan itu tidak akan tercapai. Manusia Indonesia, tidak akan bisa utuh,” terangnya.

Karena itu, sudah saatnya pendidikan kembali pada penghayatan, pengalaman, serta pengamalan. Kembalilah pada keutuhaan manusia Indonesia. Seperti, melakukan reformasi di sekolah.

Sekolah tanpa jajan, tanpa kendaraan, tanpa bimbingan belajar, tanpa UN/US. Tetapi, sudah saatnya anak-anak diajarkan mengenai pendidikan nyata. Seperti, memasak, menyulam, merenda, beternak, bertani, sastra, teater, musik, dan olahraga.

“Pendidikan nyata ini merupakan pondasi kreativitas. Kreativitas tersebut akan membentuk budaya dan jati diri bangsa. Jangan pendidikan mengadopsi orang lain. Indonesia, ya harus jadi Indonesia,” pungkasnya.

Related posts