BABAT POST – Baru-baru ini kasus penembakan misterius di Kota Magelang, Jawa Tengah, telah meresahkan masyarakat. Selain itu aksi tersebut juga berdampak langsung pada pedagang dan pengobi senapan angin di kota ini. Hampir sepekan terakhir omzet penjualan senjata tersebut menurun drastis.
Salah satu penjual senapan angin, Slamet Saharjo, mengaku omzet penjualannya menurun hingga 50 persen pasca-peristiwa penembakan misterius di Jalan Pemuda (pecinan), Jalan Ikhlas, dan Jalan Tidar Kota Magelang.
“Biasanya bisa jual 5-7 pucuk senapan per hari, tapi setelah kejadian ini hanya terjual 2-3 pucuk saja,” kata Slamet, Jumat (29/4/2016).
Slamet biasa membuka lapak senapan angin di rumahnya sendiri di kampung Rejowinangun Utara, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang. Ia mengaku pasrah dengan kondisi ini.
“Kita semua pasrah aja ya, nanti ibaratnya badai pasti berlalu gitu aja,” sebut dia.
Slamet pun berharap aparat polisi bisa segera mengungkap pelaku sehingga masyarakat kembali tenang dan omzet penjualan senapan angin “Semoga kasus ini bisa di tangani pelakunya ditangkap, nanti bisa (omzet) balik lagi,” katanya.
Slamet mengatakan, senapan angin berkaliber 4,5 memang tidak ada aturan izin. Izin diberlakukan bagi seseorang yang memiliki senjata kaliber 5,5. “Saya katakan ini untuk alat olah raga tapi disalahgunakan,” kata Slamet yang sudah bertahun-tahun menggeluti jual-beli senapan angin itu.
Slamet sendiri menjual berbagai merek dan variasi senapan angin. Harganya juga bervariasi, tergantung merek dan tambahan variasi atau modifikasi yang dipasang, mulai dari laras senjata, lensa tele pengintai hingga peredam suara letusan.
“Senapan angin standar dijual mulai dari Rp 350.000 -Rp 700.000. Sedangkan senapan angin yang sudah dimodifikasi dijual Rp 2 juta – Rp 3 juta per pucuk,” rinci Slamet.
Selain menjual senapan angin, Slamet juga menjual suku cadang, asesoris hingga amunisi khusus untuk senapan angin. Slamet sudah memiliki pelanngan dari Magelang dan kota sekitarnya.
“Biasanya pelanggan saya sebagai penghobi berburu ataupun untuk koleksi pribadi,” ungkap dia.
Ambar (27), salah satu pelanggan Slamet, mengaku pernah membeli dan memperbaiki senapan angin di toko milik Slamet.
Ia sendiri adalah anggota Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) Kabupaten Magelang dan memiliki senapan angin untuk olah raga. Ia menyayangkan aksi penembakan misterius yang sudah meresahkan masyarakat Kota Magelang beberapa waktu terakhir ini.
“Kalau saya pribadi jelas enggak setuju ya, karena senjata kan harus digunakan sesuai peruntukkannya. Jangan sampai ada penyalahgunaan senjata yang mengenai orang, apalagi sampai terluka,” kata Ambar.