Babatpost.com – Susahnya mencari lowongan kerja setiap tahun sedang terjadi di Indonesia, apalagi ditambah dengan lulusan baru setiap tahunnya membuat jumlah pencari kerja selalu bertambah.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Edy Suandi Hamid mengatakan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2015 menapak 7,56 juta orang. Angka ini setara dengan 6,18 persen dari total 122,4 juta orang angkatan kerja.
“Angka itu mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2015 sebesar 5,81 persen dan TPT Agustus 2014 sebesar 5,94 persen. Sekitar 600 ribu penganggur terbuka itu lulusan perguruan tinggi baik diploma maupun sarjana,” katanya.
Baca juga : Julia perez resmi jadi sarjana tahun iniĀ
Menurut Edy, pengangguran terbuka yang diluluskan perguruan tinggi masih relatif banyak dari jumlah angkatan kerja di Indonesia. Hal itu menunjukkan penyerapan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi cenderung lambat sehingga menyuburkan pengangguran berlabel sarjana.
“Banyaknya pengangguran tersebut bisa jadi karena rendahnya kompetensi dan minimnya soft skills yang dimiliki oleh calon tenaga kerja sehingga alokasi lapangan pekerjaan tidak sepenuhnya terpenuhi. Selain itu juga masih melekatnya mentalitas untuk mencari pekerjaan ketimbang menciptakan pekerjaan sendiri,” katanya.
Dalam menghadapi dunia kerja tersebut, kata dia, lulusan perguruan tinggi memang tidak harus melamar menjadi tenaga kerja, melainkan juga bisa dengan menjadi pengusaha.
Salah satu cara mengatasi pengangguran ini adalah menjadi wirausahawan, selain dapat menyerap tenaga kerja juga meruapakan tindakan yang mampu meningkatkan ekonomi mikro Indonesia.