Produk 5G sebagai jaringan terbaru yang banyak dinantikan ternyata sudah dirilis oleh dua provider besar di Indonesia saat ini Telkomsel dan Indosat Ooredoo.
Akan tetapi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam waktu dekat akan membuka lelang frekuensi 700 MHz. Hanya saja untuk penggelaran layanan 5G, frekuensi emas itu dinilai tidak akan optimal untuk jaringan seluler generasi kelima.
Hal itu diungkapkan oleh Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Muhammad Danny Buldansyah saat jumpa awak media di Gedung Indosat, Jakarta, Jumat (25/8/2023).
Saat ini, frekuensi 700 MHz masih dipakai untuk penyiaran. Adapun ketika Analog Switch Off (ASO) sudah dilakukan seluruhnya, maka nanti akan menghasilkan digital dividen sebesar 112 MHz, di mana direncanakan sekitar 90 MHz dialokasikan untuk kebutuhan telekomunikasi.
Menurut Danny, frekuensi 700 MHz tidak akan optimal bila dipakai untuk keperluan layanan 5G. Adapun untuk menghadirkan sinyal 5G yang optimal dibutuhkan setidaknya 100 MHz untuk satu operator seluler.
“Untuk 5G, (lelang frekuensi 700 MHz) satu operator yang dapat pun itu pas-pasan. Dan, ekosistem belum kuat di 700 MHz untuk 5G,” ujar Danny.
Disampaikan Danny, jika ingin benar-benar merasakan pengalaman 5G, dibutuhkan spektrum frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz. Sebagai informasi, kedua band masih dipakai layanan lain.
“700 MHz itu belum sematang (frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz). Misalnya di 2,6 GHz masing-masing mendapatkan 50 MHz, itu menurut saya bisa menjadi investasi, kalau 700 MHz dapat 10 MHz itu buat coverage apa. Kita tertarik (lelang frekuensi 700 MHz) tapi bukan buat 5G,” pungkasnya.
Sejauh ini seluruh operator seluler yang beroperasi di Indonesia, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, Smartfren dan XL Axiata sudah mendapatkan restu dari Kementerian Kominfo untuk jualan 5G.
Dari keempat operator itu, baru dua operator, yaitu Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison yang sudah merilis produk 5G kepada masyarakat di Indonesia.