Seperti diketahui, layanan Game Pass saat ini baru tersedia di Xbox dan PC, tapi ada kemungkinan Microsoft memiliki rencana untuk memperluasnya ke perangkat mobile juga.
Rencana Microsoft diketahui dokumen internal yang diungkap saat hearing Microsoft dengan FTC. Menurut dokumen itu, ada beberapa alasan Microsoft memiliki keinginan untuk mengakuisisi Square Enix.
Salah satunya adalah Microsoft ingin memperkuat kehadiran Xbox di pasar Asia. Selain itu, perusahaan tentu ingin menambahkan lebih banyak konten di Xbox Game Pass.
Seperti diketahui, Square Enix dengan deretan game-nya, termasuk Final Fantasy tentu bisa menarik lebih banyak pemain. Terlebih, game besutan perusahaan asal Jepang itu diketahui sudah memiliki banyak penggemar yang loyal.
Alasan lain adalah Microsoft ingin memperkuat kehadirannya di pasar game mobile, termasuk kemungkinan untuk mendukung layanan Game Pass yang eksklusif di perangkat mobile.
“Menggabungkan portofolio mobile-native dari Square Enix dengan milik kami sendiri (Microsoft) dapat berpotensi membantu kami membuat produk Xbox Game Pass yang mobile-native,” tulis dokumen tersebut.
Selain Square Enix, Microsoft terungkap memiliki rencana untuk mengakuisisi nama besar di industri game lainnya, seperti Sega dan Bungi.
Kendati demikian, tidak diketahui apakah rencana ini masih akan berlanjut, karena Microsoft saat ini masih berupaya menyelesaikan proses akusisi Activision Blizzard.
Selama 10 tahun menjabat, dia sudah mengawasi penjualan studio pengembang game baratnya Crystal Dynamics, Square Enix Montreal, dan Eidos Montreal, dengan nilai USD 300 juta, ke Embracer Group.
Keputusan lainnya yang dinilai cukup kontroversial adalah Matsuda mengadvokasi integrasi teknologi blockchain, ke dalam pembuatan game.
“Hingga saat ini, di sebagian besar game, kami menyediakan konten sebagai produk jadi dan para pemain memainkan konten tersebut,” kata Matsuda tahun lalu.
“Namun, ada beberapa pemain di dunia yang ingin berkontribusi untuk membuat game menjadi lebih menarik, dengan membuat pengaturan dan cara bermain yang baru,” ujarnya.
Matsuda juga mengklaim, di masa depan, perusahaan ingin memanfaatkan kekuatan pemain-pemain itu, untuk membuat game yang akan terus berkembang.