Smartphone Premium meskipun harganya mahal akan tetapi mengalami kenaikan disaat Pasar Smartphone kelas menengah alami penurunan.
Hal ini diperkuat dengan laporan dari International Data Corporation (IDC) menyebut, terjadi penurunan penjualan sebesar 11,9 persen di Q1 2023 dibandingkan dengan Q1 tahun sebelumnya yaitu 2022. Sementara itu jika dibandingkan dengan Q4 2022, penurunan terjadi sebesar 7,2 persen pada kuartal pertama.
“Pasar Smartphone menunjukkan performa yang jauh lebih rendah daripada tahun lalu, walaupun bulan Ramadhan datang lebih awal di tahun ini. Belanja konsumen terfokus pada pakaian, makanan, dan travel, bukan pada perangkat elektronik,” ujar Associate Market Analyst IDC Indonesia Vanessa Aurelia dalam siaran persnya.
Untuk ponsel pintar di kelas entry level atau kelas pemula (rentang harga di bawah USD200 atau Rp3 juta) diketahui penjualannya mencapai 76 persen penjualan dari keseluruhan pasar smartphone Indonesia. Namun segmen itu mengalami penurunan 8 persen dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya.
Selanjutnya pada ponsel kelas menengah (USD200-USD600 sekira Rp3 juta-Rp9 juta), IDC melaporkan bahwa terjadi penurunan sebesar 35 persen dibanding periode sama di tahun sebelumnya. Menariknya, justru ponsel kelas atas yang harganya di atas USD600 atau setara Rp9 juta yang mengalami pertumbuhan.
Secara perbandingan di periode sama pada tahun sebelumnya, ponsel segmen kelas atas tumbuh sebesar 71 persen dengan pemimpin pasar yaitu Samsung dan Apple. Minat masyarakat Indonesia terhadap ponsel 5G pun terlihat naik, dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal pertama terdapat kenaikan 38 persen.
Pada posisi kedua ada OPPO dengan pengiriman ponsel mencapai 1,8 juta unit, disusul vivo di posisi ketiga dengan penjualan 1,3 juta unit, Xiaomi 1,1 juta unit, dan realme dengan 800 ribu unit.
Sementara sisanya dari jenama lain secara akumulasi menjual 700 ribu unit dengan total penjualan ponsel pintar di Indonesia untuk Q1 2023 secara total berjumlah 7,9 juta unit.