Kaspersky mengklaim jika selama puncak pandemi tahun 2020 menunjukkan 92 juta infeksi lokal yang mereka cegah. secara rinci terdapat sebanyak 49.042.966 ancaman lokal berupaya menginfeksi perusahaan di wilayah ini tahun lalu, berhasil diblokir oleh solusi bisnisnya.
“Kemudian angka tersebut menurun pada tahun 2021 dengan 69 juta insiden dan kembali turun lebih jauh tahun lalu dengan 49 juta insiden, hampir setengah dari jumlah total tahun 2020,” kata Yeo.
Mengutip siaran persnya, Selasa (30/5/2023), perusahaan keamanan siber itu menyebut jenis serangan tercatat paling banyak terjadi pada perusahaan di Indonesia, dengan 19.614.418 insiden.
Negara Asia Tenggara lain yang juga banyak diserang adalah Vietnam dengan 17.834.312 insiden, dan Thailand dengan 5.838.460 insiden.
3.841.548 ancaman lokal yang mengincar bisnis di Malaysia, juga dilaporkan telah berhasil dicegah oleh Kaspersky, dengan 1.585.384 serangan juga ada di Filipina, dan 328.844 di Singapura.
Statistik ini juga menunjukkan lanskap program berbahaya yang ditemukan langsung di komputer pengguna, atau media yang dapat dilepas dan terhubung dengannya seperti flash drive, kartu memori kamera, ponsel, hard drive eksternal.
Ditemukan juga program berbahaya yang awalnya masuk ke komputer dalam bentuk tidak terbuka misalnya, program dalam penginstal kompleks, file terenkripsi, dan lain-lain.
Kaspersky mengatakan, perlindungan terhadap serangan offline tidak hanya membutuhkan solusi antivirus yang mampu menangani objek yang terinfeksi, tetapi juga firewall, fungsi anti-rootkit, dan kontrol atas perangkat yangdapat dipindahkan.
Sementara, jika USB atau drive yang dapat dilepas menginfeksi sistem, bisnis disarankan untuk memiliki konsep pertahanan komprehensif yang bisa melengkapi, menginformasikan, dan memandu tim dalam melawan serangan dunia maya paling canggih dan tertarget.