Beredar kabar banyak lagu yang beredar di Aplikasi Spotify (Platform streaming) di hapus secara permanen karena menyalahi aturan karena di dicurigai pakai Bot AI untuk memanipulasi streaming.
Kabarnya Universal Music mencurigai Boomy menggunakan bot untuk meningkatkan jumlah pendengar untuk menghasilkan pendapatan kotor bagi perusahaan. Praktik ini dikenal sebagai artificial streaming.
Penghapusan ini tidak merujuk pada penggunaan AI untuk membuat lagu, tetapi cara mereka mendapatkan angka streaming. Hal ini perlu ditindaklanjuti, karena Spotify membayar royalti kepada artis dan para pemegang hak berdasarkan aktivitas pendengar lagu.
Menurut Spotify, streaming buatan adalah masalah lama di seluruh industri dan platform ini sedang berupaya memberantasnya di seluruh layanannya. Usaha tersebut dilakukan untuk melindungi pembayaran royalti bagi artis yang jujur.
“Saat kami mengidentifikasi atau menemukan potensi kasus manipulasi stream, kami mengurangi dampaknya dan mengambil tindakan yang mungkin mencakup penghapusan angka streaming dan pemotongan royalti,” tutur Spotify seperti dikutip dari Insider.
Kepada Financial Times, Chief Digital Officer Universal MusicMichael Nash menuturkan, perusahaan selalu tergerak untuk membantu mitranya waspada dalam memantau aktivitas di platformnya.
Saat ini, lagu buatan AI sedang menjadi perbincangan hangat selama beberapa bulan terakhir setelah track yang memuat vokal dari Drake dan The Weeknd viral di media sosial.
Menurut Universal Music yang menaungi kedua musisi papan atas tersebut, menggunakan suara Drake dan The Weeknd untuk melatih sistem AI adalah pelanggaran undang-undang hak cipta.
Akibatnya, Spotify dan Apple Music telah menarik lagu tersebut dari platformnya. Tak hanya itu, para tokoh industri musik pun telah menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap dampak lagu buatan AI.
Sebagai informasi, Boomy yang dibuka tahun 2021 merupakan perusahaan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat lagu berdasarkan input teks.
Menurut Boomy, penggunanya telah menciptakan lebih dari 14 juta lagu atau sekitar 14 persen dari rekaman musik dunia.
Website perusahaan juga menyatakan pengguna dapat menciptakan lagu dalam hitungan detik, lalu mengunggahnya ke platform streaming untuk mendapatkan royalti ketika orang mendengarkannya.