Aksi Pasukan Siber Korea Utara memang tak bisa diremehkan, meskipun Negara mereka terlihat tertinggal dari Korea Selatan tapi nyatannya Aksi Pasukan Siber Korea Utara bikin khawatir AS, Korsel, dan Jepang.
Ketiga negara di atas percaya bahwa aksi kejahatan siber Korea Utara ini dilakukan untuk membiayai program senjata nuklirnya. Menurut pejabat dan pakar di AS dan sekutunya, dana kripto yang dicuri oleh peretas Korea Utara menjadi sumber penting untuk mendanai sanksi –program nuklir negara yang terdampak.
Utusan nuklir Korea Selatan bertemu dengan rekan-rekannya, dari Amerika dan Jepang, minggu ini di Seoul. Mereka mengecam uji coba senjata Korea Utara baru-baru ini, di tengah meningkatnya ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara.
“Kami menegaskan kembali dengan keprihatinan, bahwa pekerja TI DPRK di luar negeri terus menggunakan identitas kebangsaan palsu untuk menghindari larangan PBB dan mengumpulkan dana untuk kesepakatan rudal,” menurut pernyataan bersama para utusan.
Dalam upaya mendesak negara-negara anggota PBB untuk mematuhi keputusan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan pemulangan pekerja Korut ke negara mereka, pernyataan itu berbunyi:
“Kami sangat khawatir tentang bagaimana DPRK mendukung program ini dengan mencuri dan mencuci dana serta mengumpulkan informasi melalui aktivitas siber yang jahat,” kata pernyataan tersebut.
Siber Korea Utara Bikin Ketegangan di Semenanjung Korea
Sementara itu di Semenanjung Korea, terjadi ketegangan di titik tertinggi sepanjang masa. Sejak Maret 2023, pasukan AS dan Korea Selatan melakukan serangkaian latihan. Sementara, Korea Utara telah meningkatkan aksi militernya dalam beberapa pekan terakhir.
Selain meluncurkan rudal balistik Korea Utara yang bisa mencapai lokasi mana pun di AS, mereka juga meluncurkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil.