babatpost.com – Bjorka kembali berulah dengan kabar yang beredar Bjorka berhasil meretas 19 Juta Data BPJS Ketenagakerjaan Indonesia dan menjualnya di forum dengan harga USD 10.000 dalam bentuk bitcoin.
Kabar ini langsung mendapatkan tanggapan dari Anggota Dewan sekaligus Ketua MPR, Bambang Bambang Soesatyo, merespons soal adanya dugaan peretasan data pribadi masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Bambang meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) bersama aparat terkait untuk segera menyelidiki dan melakukan investigasi kasus kebocoran data tersebut.
Alasannya, kasus kebocoran data pribadi masyarakat ini bukan pertama kali terjadi, tapi sudah berulang kali. Untuk itu, ia berharap pemerintah dan aparat segera mengungkap pelaku peretasan tersebut hingga ke jaringan utamanya.
“Agar kasus peretasan data pribadi tidak kembali terulang karena bisa merugikan dan membahayakan bagi masyarakat,” tutur Ketua MPR RI tersebut dalam siaran pers yang diterima, Rabu (15/3/2023).
Ia juga meminta aparat penegak hukum dapat menyelesaikan kasus peretasan tersebut serta memberikan sanksi tegas pada pelaku peretasan berdasarkan peraturan perundangan berlaku.
“Diharapkan, sanksi yang diberikan dapat memberikan efek agar tidak terjadi lagi peretasan data pribadi masyarakat,” tutur melanjutkan.
Bambang juga meminta pemerintah tidak hanya fokus pada upaya penegakan hukum dan penyelidikan kasus saja, melainkan memperbaiki dan meningkatkan sistem keamanan siber atau digital di lingkup pemerintah. Utamanya, pada sistem penyimpanan data pribadi masyarakat.
Tidak hanya itu, Bambang juga meminta BPJS Ketenagakerjaan segera memvalidasi hal tersebut, dan segera meningkatkan keamanan sistem penyimpanan data di lembaga sekaligus bertanggung jawab penuh pada kasus peretasan data tersebut.
Di sisi lain, BPJS Ketenagakerjaan buka suara terhadap dugaan kebocoran data, usai akun Bjorka tiba-tiba kembali muncul dan mengklaim memiliki data-data dari peserta mereka.
Melalui akun Twitter resmi, @BPJSKTinfo, BPJS Ketenagakerjaan mengatakan pihaknya sedang melakukan koordinasi dan investigasi terkait kebenaran informasi, soal adanya peretasan data.
“Bersamaan dengan itu kami juga melakukan peningkatan keamanan sistem teknologi informasi sebagai tindakan preventif,” kata akun tersebut, dikutip Rabu (15/3/2023).
Lebih lanjut, dikutip dari News Liputan6.com, Oni Marbun, Deputi Bidang Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, juga menyatakan bahwa mereka melakukan upaya verifikasi.
Verifikasi yang dilakukan berupa kevalidan data yang diklaim sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, yang diduga diretas.
“Terkait informasi tentang adanya peretasan data BPJS Ketenagakerjaan, saat ini kami sedang melakukan koordinasi dan investigasi detail yang juga melibatkan beberapa pihak,” ujarnya.