Sensasi Sajian Sunrise-Sunset di Rumah Apung Bernuansa Klasik di Tuban

Sensasi Sajian Sunrise-Sunset di Rumah Apung Bernuansa Klasik di Tuban

Destinasi yang terletak di Kecamatan Rengel ini menawarkan sajian nan unik. Sebuah perpaduan wisata air di aliran sungai nan jernih, rimbunnya gugusan bambu, serta keindahan pegunungan kapur yang membentang.

Read More

JARAK objek wisata tersebut tidak terlalu jauh dari pusat kota Tuban. Tepatnya di Dusun Beron, Desa Punggulrejo. Dibutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 30 menit saja dengan berkendara.

Nuansa khas pedesaan langsung bisa dinikmati begitu memasuki desa di bagian tenggara kabupaten berjuluk Bumi Ranggalawe itu. Para pengunjung bisa menyaksikan hijaunya hamparan sawah serta jernihnya aliran sungai dari Sendang Beron yang merupakan sumber air alami di desa setempat.

Begitu memasuki Dusun Beron, para traveler langsung disambut pemandangan deretan rumpun bambu yang berdampingan dengan aliran sungai. Di tengah-tengahnya berdiri jembatan bambu berukuran 80 sentimeter x 30 meter yang di atasnya terdapat gazebo.

Berita Terkait :  Pesona Relaksasi Kompleks Mata Air Panas Blawan di Bondowoso

Tidak ada tiket resmi untuk memasuki destinasi tersebut. Pengunjung membayar seikhlasnya. Plus tarif parkir kendaraan. Pengunjung yang lupa membawa bekal tak usah khawatir. Sebab, di gerbang masuk sudah tersedia berbagai jajanan yang disiapkan para pedagang.

’’Di sini, pengunjung bisa bersantai di gazebo sambil menikmati jajanan yang bisa dipesan langsung di sekitar lokasi wisata,’’ ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Rumpun Bambu Irfan Efendi kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Begitu menginjakkan kaki di atas jembatan bambu, pengunjung serasa berada di ’’dunia lain’’, dunia yang begitu kontras dengan hiruk pikuk perkotaan. Udaranya begitu sejuk, suasana alam pedesaannya juga begitu menenangkan.

Di bawah jembatan, air sungai Sendang Beron yang jernih seakan-akan mampu menenteramkan hati siapa pun yang menyaksikan. Saking jernihnya, rumput dan tanaman khas perairan darat pada kedalaman sekitar 1 meter terlihat.

Berita Terkait :  Mengunjungi Lagi Pulau Sentosa Setelah 2 Tahun Pandemi Covid-19

Di atas sendang tersebut, berenang ribuan ikan koi, tombro, dan ikan hias lain dengan warna-warni yang cantik. Ikan-ikan itu begitu akrab dengan pengunjung yang memberi makanan.

Sambil menikmati suasana kehidupan di bawah permukaan air sendang, pengunjung bisa menikmati hijaunya deretan rumpun bambu yang membentuk sebuah gugusan.

Pemandangan lain yang bisa dinikmati di destinasi wisata itu adalah hijaunya area persawahan di timur dan selatan sendang. Lalu, di sisi barat, pengunjung bakal disuguhi indahnya pegunungan kapur yang membentang.

Bukan hanya sajian alam yang luar biasa, pengunjung juga bisa menikmati wahana yang sudah tersedia di sana. Salah satunya, susur sungai dengan perahu atau rakit bambu sejauh 40 meter. ’’Pengunjung cukup membayar Rp 3 ribu,’’ kata Irfan.

MEMANJANG: Salah satu ikon destinasi wisata Rumpun Bambu adalah jembatan bambu sepanjang 80 meter yang di atasnya dibangun gazebo-gazebo. (M. Machfud/Jawa Pos Radar Tuban)

Satu lagi sajian yang sangat sayang dilewatkan para pengunjung Rumpun Bambu. Yakni, menyaksikan keindahan sunrise dan sunset melalui rumah apung bambu yang bernuansa klasik. ’’Sinar matahari yang menerpa permukaan sendang memancarkan warna yang khas. Makanya, wisatawan semakin ramai saat pagi atau menjelang senja,’’ ungkap bapak tiga anak itu.

Berita Terkait :  Pabrik Pengolahan Ikan Berformalin Digerebek Pihak Kepolisian Tuban

Sebenarnya, Rumpun Bambu belum resmi dibuka. Karena itu, pengelola tidak mengenakan tiket masuk. Wahana kereta kelinci di area wisata juga digratiskan. Meski demikian, respons pengunjung cukup luar biasa. Mereka juga ikut mengenalkan destinasi itu. ’’Terutama melalui media sosial setiap kali datang,’’ ujarnya.

SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA RUMPUN BAMBU

– Terletak di Dusun Beron, Desa Punggulrejo, Kecamatan Rengel

– Mulai dibangun pada September 2022

– Hingga kini belum dibuka secara resmi

TARIF

– Karena belum dibuka, pengelola tidak menetapkan tiket resmi. Pengunjung hanya membayar seikhlasnya.

– Tarif parkir ditetapkan Rp 2 ribu (roda dua) dan Rp 5 ribu (roda empat).

Related posts