Bagi muda-mudi yang sedang mencari jodoh, atau suami istri yang ingin punya momongan, destinasi ini bisa jadi alternatif berwisata sembari berikhtiar mewujudkan impiannya. Tentu, tak lupa tetap berdoa dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa.
—
OBJEK wisata yang terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, ini memang belum sepopuler Air Terjun Sedudo. Untuk menuju ke sana, pengunjung juga butuh perjuangan ekstra.
Jalannya masih jalan setapak. Sekitar 250 meter masih berupa jalan tanah liat. Licin saat hujan. Selain itu, fasilitas pendukungnya belum sekomplet destinasi lainnya.
Namun, jangan salah. Destinasi tersebut cukup populer. Banyak wisatawan yang singgah ke sana. Terutama traveller lokal. Di sejumlah momen tertentu seperti Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) yang jatuh pada 14 Februari mendatang, biasanya jumlah pengunjungnya membeludak. Kebanyakan adalah muda-mudi atau pasangan suami istri (pasutri).
Sebab, destinasi bernama Air Terjun Singokromo itu memiliki something special, sesuatu yang spesial. Selain keindahan air terjun dan panorama alamnya yang masih terjaga, ada sebuah mitos yang dipercaya hingga kini. ’’Jika mandi di Air Terjun Singokromo, akan cepat ketemu jodoh untuk yang belum menikah,’’ ujar Suyanto, 40, juru kunci Air Terjun Singokromo.
Mitos tersebut dipercaya warga semenjak kemunculan air terjun itu. Konon, berdasar cerita leluhur Desa Ngliman, tempat tersebut adalah lokasi pertemuan singa atau harimau yang hendak kawin.
Karena itu, para leluhur desa menamai air terjun itu Singokromo. Singo memiliki arti singa atau macan, sedangkan kromo yang berarti kawin atau berkembang biak.
Selain dipercaya sebagai sarana agar cepat bertemu jodoh, mandi di Air Terjun Singokromo disebut-sebut bermanfaat bagi pasutri yang belum memiliki buah hati. Warga yakin jika air terjun di sana bisa membawa berkah. ’’Bisa cepat punya anak jika pasutri mandi di Air Terjun Singokromo,’’ imbuh Suyanto.
Dulu, jika ada penduduk warga Desa Ngliman yang ingin segera mendapat jodoh atau momongan, mereka dianjurkan untuk pergi ke Air Terjun Singokromo. ’’Tidak memerlukan ritual khusus. Hanya perlu mandi di air terjun tersebut,’’ katanya.
Mitos itulah yang membuat Air Terjun Singokromo ramai dikunjungi di momen-momen tertentu. Sebagaimana pada 1 Sura. Di sana, pengunjung menjalani ritual mandi dan prosesi siraman. Persis dengan di Air Terjun Sedudo.
Namun, pengunjung yang ingin merasakan segarnya Air Terjun Singokromo harus berhati-hati. Kedalaman kolam di bawah air terjun mencapai 2,5 meter. Dengan begitu, pengelola tidak menyarankan wisatawan untuk mandi atau berendam. ’’Kami selalu mengingatkan agar pengunjung mandi di tepi air terjun saja. Sebab, jika tidak jago berenang, bisa-bisa tenggelam,” katanya.
Wisatawan bisa menikmati keindahan Air Terjun Singokromo setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga sore. Setelah itu, pintu gerbang akan ditutup. ’’Ini dilakukan untuk menjaga keselamatan pengunjung,’’ kata warga asli Desa Ngliman itu.
Punya Potensi Sandingi Air Terjun Sedudo
TERLEPAS dari mitosnya yang masih cukup kuat, destinasi ini memiliki potensi untuk menjadi objek wisata unggulan. Air terjun setinggi 30 meter itu menawarkan pemandangan yang indah.
Suasana di kawasan air terjun tersebut juga masih sangat alami. Udaranya begitu sejuk. Cocok untuk para traveler yang ingin menenangkan pikiran.
Sejumlah fasilitas pendukung juga sudah tersedia meski belum komplet. Misalnya, sebuah gazebo untuk berteduh atau kongko-kongko serta dua warung dari bambu dan kayu bagi pengunjung yang ingin kulineran.
TINGGI: Air Terjun Singokromo memiliki ketinggian sekitar 20 meter. Meski demikian, debit airnya cukup besar. I TEPI: Pengunjung Air Terjun Singokromo diTINGGIsarankan untuk berendam atau bermain air di teepi kolamnya saja. Sebab, bagian tengahnya cukup dalam. (Karen Widi Haryanto/Jawa Pos)
Meski masih butuh banyak pembenahan, tingkat kunjungan wisatawan di destinasi tersebut tergolong lumayan. Saat weekend dan hari libur nasional, jumlah pengunjung bisa mencapai lebih dari 300 orang. ”Sedangkan untuk hari biasa, berkisar 30–50 pengunjung.
Tak hanya itu, tidak sedikit wisatawan yang menjadikan Air Terjun Singokromo sebagai destinasi favorit. Salah satunya, Tri Bagus, 18, warga Desa Margopatut, Sawahan. Dia mengaku sering datang ke sana untuk berwisata. ’’Buat healing sambil nongkrong sama teman-teman,” ujarnya.
Untuk berkunjung ke destinasi tersebut, wisatawan juga tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Tiket masuknya cukup murah. Hanya Rp 6 ribu per pengunjung. Tiket parkir untuk sepeda motor Rp 5 ribu.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Sri Handariningsih mengakui bahwa Air Terjun Singokromo memiliki potensi menjadi objek wisata andalan layaknya Air Terjun Sedudo.
Meski demikian, untuk menuju ke sana, masih banyak fasilitas pendukung pariwisata yang harus disediakan. ”Karena itu pula, untuk saat ini, kami belum menarget pendapatan asli daerah (PAD) dari Air Terjun Singokromo,” katanya.
SERBA-SERBI AIR TERJUN SINGOKROMO
– Terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Nganjuk.
– Air terjun ini berada di kawasan lereng Gunung Wilis.
– Berjarak 2,5 kilometer dari pusat Kota Nganjuk.
– Sarana penunjang yang tersedia: Gazebo, toilet, kamar mandi, dan sejumlah warung makan.
– Kawasan air terjun ini sering menjadi tempat ritual masyarakat pada momen tertentu.
– Misalnya, 1 Sura atau tanggal 15 Jawa.