Nuansa Jepang di Sepanjang Aliran Sungai Tanaka Waterfall Malang

Nuansa Jepang di Sepanjang Aliran Sungai Tanaka Waterfall Malang

Bagi traveler yang ingin menikmati indahnya bunga sakura serta ragam ornamen khas Jepang, tak perlu jauh-jauh terbang ke Negeri Matahari Terbit itu. Cukup datang ke destinasi di wilayah Malang Selatan ini.

Read More

OBJEK wisata yang terletak di Dusun Arjomulyo ini berdiri di atas tanah kas desa (TKD) seluas 3 hektare. Di lahan tersebut membentang sungai dan anak sungai yang bermuara ke bendungan Karangkates.

Di aliran sungai sepanjang 400 meter itulah, suasana ala Jepang benar-benar begitu terasa. Para traveler bakal disuguhi keeksotisan tiga jembatan penyeberangan dengan corak khas negeri Naruto itu.

Nuansa Nippon makin terasa dengan deretan lampion, umbul-umbul, hingga hiasan bunga sakura buatan di sepanjang aliran sungai selebar 6 meter tersebut. Pengunjung juga bisa mencoba sensasi river tubing dengan ban.

Di aliran sungai itu, ada lagi sajian yang bisa dinikmati. Yakni, bersantai sambil makan-makan di Kafe ’’Keceh”. Dinamakan demikian karena tempat-tempat duduk kafe itu ditempatkan di aliran sungai yang dangkal. Pengunjung bisa menikmati hidangan sambil bermain air dengan kaki.

Setelah puas mengeksplorasi sepanjang aliran sungai, pengunjung bakal disuguhi indahnya sebuah bangunan dengan desain Jepang. Di bagian halamannya terdapat rangkaian bunga sakura berwarna putih serta cabang-cabang kayu yang ditata begitu estetis.

Berita Terkait :  Soal Proyek Kereta Cepat, Indonesia dan Jepang Berdamai

Para traveler bisa menikmatinya sambil bersantai di gazebo yang berdiri di tepi sungai. ’’Ada sekitar 10 gazebo,” kata Lestari Sudarmono, penggerak Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pesona Tanaka.

Dia menjelaskan, Tanaka Waterfall adalah sebuah destinasi hasil ’’modifikasi’’ sumber air dan aliran sungai di kawasan tersebut. Aliran sungai dibendung dan menjadi air terjun kecil. Setelah itu, sungai tersebut lantas dihias dengan ornamen nuansa Jepang di berbagai titik. ’’Kami mengontrol aliran air dari sumber. Sehingga arus tidak deras. Kami bendung air dan menjadi kolam renang. Itu objek wisata pertama di Tanaka Waterfall ini,’’ katanya.

Pengelola Tanaka Waterfall secara khusus memisahkan satu sumber air dari aliran sungai utama. Di samping sungai, terdapat kolam sumber yang jernih. Banyak ikan mas dan koi yang hidup di sana.

Dia menambahkan, sumber air maupun aliran sungai di kawasan Tanaka Waterfall tak hanya sebatas dimanfaatkan untuk objek wisata, tetapi juga untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Selain sebagai sumber air rumah tangga, digunakan untuk irigasi sawah di wilayah tersebut. ’’Air dari aliran sungai utama akan berakhir di bendungan Karangkates. Sedangkan, untuk kebutuhan air bersih warga permukiman, kami menggunakan pompa yang di pinggir sungai,’’ jelas Sudarmono.

Berita Terkait :  Kafe di Semarang Cocok untuk Hangout: Harga Menu, Daya Tarik, Lokasi

Hingga saat ini, pengelola Tanaka Waterfall terus mengembangkan destinasi tersebut. Sejumlah wahana baru sedang dibangun.

’’Kami sekarang sedang siapkan kolam renang anak,’’ tambahnya.

Diambil dari Nama sang Tentara Jepang

TAK hanya dari wahana-wahananya yang bernuansa Negeri Sakura, nama Tanaka Waterfall juga’’Jepang banget’’. Wajar saja, nama destinasi itu memang diambil dari sosok yang kali pertama membuka lahan di Dusun Arjomulyo. Dia adalah Mitsuyuki Tanaka. Tentara Jepang itu menjadi pemimpin bedol desa pada 1942.

’’Leluhur warga Dusun Arjomulyo berasal dari Dusun Ngosok, Singosari. Kapten Tanaka yang mengajak ke sini. (Awalnya, Red) lahan dusun dipakai lapangan terbang,’’ kata Agung Mulyadi, tokoh masyarakat Dusun Tanaka, saat berbincang.

Tokoh itulah yang menginisiasi pembukaan hutan. Sekaligus menyusun dan mewariskan tata permukiman yang teratur dan simetris. Dusun Arjomulyo terdiri atas beberapa gang dengan satu jalan menanjak. Permukiman warga berada di sebelah kiri dan kanan. Dan, di setiap 100 meter ada perempatan.

Setelah membangun Dusun Arjomulyo, sang tentara Nippon itu lantas pergi. Tanaka tercatat membela Jepang sampai kemerdekaan. Namun, dari kesaksian keluarganya di Indonesia, dia bergabung dengan pejuang Indonesia mulai 1945. Dan berganti nama menjadi Sutoro.

Bersama Badan Keamanan Rakyat (BKR), dia melawan agresi Belanda di Magelang. Sementara itu, masyarakat Arjomulyo turun-temurun tinggal di sana. Mayoritas tinggal di sekitar sumber air bernama Sumber Agung.

Berita Terkait :  Preview dan Prediksi Grup E Piala Dunia 2022: Grup Neraka Berisi 2 Juara Dunia

Pada 2020, pemuda dan warga setempat berinisiatif melestarikan dan memanfaatkan sumber tersebut. ’’Kami izin sesepuh dan kerja bakti membersihkan sumber. Kami gali sehingga kedalamannya menjadi 1,5 meter, dan menjadi kolam pertama objek wisata. Lalu, kami buka sebagai tempat wisata dan diberi nama Tanaka Waterfall,’’ ujar Agung.

KULINERAN: Pengunjung bisa bersantai di deretan tempat duduk yang dipasang di tengah sungai yang dangkal. Sambil menikmati menu yang tersedia di kafe.

Awalnya, tidak diberlakukan tarif resmi untuk masuk ke Tanaka. Hanya bayar seikhlasnya. Tahun 2021, destinasi itu viral. Berkat foto pengunjung di atas jembatan yang begitu Instagrammable.

Efeknya luar biasa. Jumlah wisatawan yang datang ke sana melonjak. Pengelola pun semakin serius mengembangkan destinasi tersebut. ’’Kami studi banding ke banyak desa wisata. Pada akhirnya, kami buat Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pesona Tanaka,’’ tambahnya.

SERBA-SERBI TANAKA WATERFALL

– Terletak di Arjomulyo, Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.

– Berjarak 15 kilometer dari Kepanjen (ibu kota Kabupaten Malang).

– Akses termudah: Dari Kepanjen maupun Sumberpucung melewati jalan/jalur pertigaan Slorok, lalu ke arah Kromengan.

– Area parkir mampu menampung 200 mobil dan 1.000 motor.

BIAYA MASUK

Tiket: Rp 5.000

Parkir: Rp 2.000 hingga Rp 20.000 (berdasar jenis kendaraan)

Layanan antar ojek menuju Tanaka: Rp 5.000

Sewa ban tubing: Rp 5.000

Related posts