Waduh! Lion Air menduduki peringkat pertama sebagai maskapai terburuk di dunia

Lion Air

babatpost.com – Kabar buruk datang dari maskapai Lion Air yang mana mendapatkan predikat peringkat pertama sebagai maskapai terburuk di dunia versi survei Bounce, sebuah platform layanan travel yang berbasis di Amerika Serikat. Maskapai yang didirikan Rusdi Kirana itu dinilai memberikan layanan terburuk di dunia dengan skor 0,72.

Terkait hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut hasil survei itu menjadi pekerjaan rumah untuk semua pihak. “Saya kebetulan pengguna maskapai tersebut, dan saya ingin maskapai indonesia terus berjaya dan terus memperbaiki kinerja,” ucapnya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno secara virtual, Selasa, 15 November 2022.

Read More

Enam+01:46VIDEO: Iriana Jokowi Ajak Pendamping Pemimpin G20 Lihat Kearifan Lokal
“Jangan patah semangat. Janga kita ikut menghujat maskapai-maskapai kita karena mereka adalah aset bangsa,” imbuh Sandi.

Ia mengaku sebagai pengguna rutin, meminta agar pihak maskapai terus meningkatkan kinerja agar bisa mencapai level ketepatan waktu yang terbaik. Hal itu diyakininya bukan tidak mungkin dicapai oleh Lion Air dan Wings Air yang menempati urutan kedua maskapai terburuk di dunia berdasarkan hasil survei yang sama.

“Di sisi lain, ada juga maskapai Indonesia yang berhasil menduduki maskapai yang sangat on time, menduduki maskapai on time terbaik di dunia,” ucap Sandi.

Dia merujuk pada capaian Garuda Indonesia yang data capaian on time performance (OTP)-nya 96,6 persen, menurut hasil survei OAG Flightreview pada periode September 2022. OAG Flightview menyebutkan OTP rate Garuda lebih baik dari Fuji Dream Airlines dari Jepang, Jeju Airlines dari Korea, dan Thai AirAsia, yang semuanya berada di sepuluh maskapai dengan OTP terbaik.

Sementara, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro merespons hasil survei itu dengan mengatakan, “Lion Air dan Wings Air mengucapkan terima kasih atas saran, kritik/ masukan, berupa data, catatan serta bentuk lainnya dari berbagai pihak sebagai salah satu rekomendasi dalam mendukung perbaikan layanan dan operasional penerbangan.”

Related posts