Zermatt adalah salah satu destinasi terbaik bagi para penggemar wisata alam. Desa wisata yang terletak di Swiss itu menawarkan berbagai aktivitas bernuansa petualangan bagi para pengunjung.
Matterhorn disebut-sebut sebagai salah satu gunung paling ikonik di dunia. Berbentuk piramida yang berselimut salju di puncaknya membuat gunung tersebut sangat mudah untuk diingat. Bahkan, sejumlah brand terkenal menggunakan gunung itu sebagai logo.
Puncak Matterhorn bisa dilihat jelas dari Zermatt. Di atas Kirschbruecke, sebuah jembatan yang membentang di atas Sungai Vispa, terdapat sebuah spot untuk menikmati puncak Matterhorn. Pemandangan semakin syahdu menjelang matahari tenggelam.
Namun, bila punya nyali, traveler bisa naik sampai ke atas puncak Matterhorn. Tapi, tentu perlu persiapan yang sangat matang. Sebab, gunung tersebut menyajikan tantangan yang tak main-main.
Menjulang dengan ketinggian 4,478 meter di atas permukaan laut (mdpl), disertai banyak tantangan, mulai salju longsor sampai cuaca yang susah ditebak, menjadikan Matterhorn sebagai salah satu gunung paling berbahaya di dunia.
Sederet insiden terjadi di sana. Salah satunya pada 1865. Rombongan ekspedisi Matterhorn yang dipimpin oleh pendaki Inggris, Endward Whymper, berhasil menjejakkan kaki sampai ke puncaknya. Namun, saat turun, tali yang mereka gunakan putus. Akibatnya, empat di antara tujuh pendaki menemui ajalnya.
Sejak saat itulah, geliat pariwisata di Zermatt mulai booming. Tak hanya dikenal sebagai titik awal pendakian oleh para hiker, wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam di Zermatt pun berdatangan. Para turis yang ingin bermain ski di lereng Alpen juga menginap di Zermatt. ”Jika sedang peak season, jumlah pengunjung bisa mencapai 30 ribu orang,’’ ucap Rita Tatiana, seorang pekerja hotel di Zermatt.
Aktivitas wisata yang membutuhkan fisik sangat menonjol di Zermatt. Mulai dari mendaki hingga bersepeda gunung. Semua peralatan untuk bertualang bisa disewa dengan mudah di sana. ’’Saya sangat sering ke sini. Aktivitas favorit saya adalah bermain sepeda gunung,’’ ungkap Luka Oblak, seorang turis dari Slovenia.
Tak hanya cocok bagi para traveler berjiwa petualang, Zermatt juga menjadi tempat yang pas bagi pengunjung yang ingin ber-healing, jalan-jalan santuy, maupun mencari cari spot foto atau video yang bagus. Sebab, setiap sudut di Zermatt sangat eksotis dan Instagrammable.
Sejak turun dari Zermatt Bahnhof alias Stasiun Zermatt, mata para pengunjung langsung disuguhi kecantikan bangunan-bangunan terbuat dari kayu. Paling banyak, bangunan-bangunan kayu tersebut ditemui di Hinterdorf, salah satu wilayah paling ”kuno” di Zermatt.
Di sana, ada banyak rumah, kandang ternak, dan lumbung milik warga lokal yang berasal dari abad ke-15 sampai abad ke-19. Wajar, dulu Zermatt lebih dikenal sebagai desa pertanian dan peternakan sebelum menjadi desa wisata yang sangat tersohor.
Selain itu, jalanan yang sangat bersih dan dipadu dengan latar belakang pegunungan Alpen begitu memanjakan mata pengunjung. Belum lagi udara yang sangat sejuk, superbersih, serta sangat segar untuk dihirup. Wajar, selain berada di dataran tinggi (mencapai 1.608 mdpl), di Zermatt juga tidak ada kendaraan berbahan bakar fosil yang lalu lalang. Semuanya adalah kendaraan listrik.
Bahkan, di sana tidak ada kendaraan pribadi di dalam wilayah desa. Hanya ada taksi, shuttle hotel, dan bus listrik. Kendaraan pribadi milik warga Zermatt harus diparkir sedikit di luar wilayah desa.
Sementara itu, bagi para pelancong, mereka harus memarkirkan kendaraannya di Taesch yang terletak 5 km dari
Zermatt untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta atau shuttle bus. ’’Ada sebuah gedung parkir besar di Taesch yang terintegrasi dengan stasiun. Selain itu, juga banyak tempat penitipan kendaraan lain di Taesch,’’ ungkap Bruno Imboden, co-owner Stimbo, pembuat kendaraan listrik lokal yang digunakan di Zermatt. (*)