Elite PDI Perjuangan Sindir NasDem soal ‘Biru Lepas dari Jokowi’

PDI Perjuangan Vs NasDem

Babatpost.com – Langkah Politik yang diambil partai Nasdem dengan mengusung Anis Baswedan maju dalam Pilpres 2024 nampaknya berbuntut panjang dalam percaturan politik di tanah air.

Elite PDI Perjuangan (PDIP) menyindir ‘biru lepas dari Jokowi’ setelah Partai NasDem mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal calon presiden (capres) 2024. Partai NasDem yang identik dengan nuansa biru tersulut dengan sindiran biru lepas dari pemerintahan Presiden Jokowi.

Read More

Adalah Sekjen PDIP Hasto Kristianto yang menyindir soal ‘biru’ yang lepas dari pemerintahan Presiden Jokowi. Pada Minggu (9/10), PDIP menggelar Talkshow HUT ke-77 TNI Adalah Kita dengan sejumlah narasumber.

Sebelum acara diskusi, Hasto memamerkan lukisan pertempuran 10 November yang ada di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat. Dia menyebut dulunya pejuang menyobek bagian biru dari bendera belanda.

Hasto menyinggung peristiwa pejuang menyobek bagian biru dari bendera Belanda. Hasto lalu mengaitkan warna biru di bendera tersebut dengan ‘biru’ di masa kini.

Dikonfirmasi setelah acara, Hasto menjelaskan lagi terkait peristiwa 10 November di mana biru dari bagian bendera Belanda disobek. Dia lalu menyinggung ‘biru’ di pemerintahan Presiden Jokowi.

“Itu di Hotel Yamato, di mana para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri,” terangnya.

Namun, saat dikonfirmasi lebih lanjut arah pembicaraan itu Hasto enggan menjawabnya. Dia menyebut pernyataannya itu mengarah kepada perspektif historis yang diharap menginspirasi zaman sekarang dan merancang masa depan.

“Itu arahnya perspektif historis menginspirasi masa kini dan akan merancang masa depan,” tutup Hasto.

Partai NasDem yang identik dengan warna biru menanggapi pernyataan Hasto tersebut. Ketua DPP NasDem Willy Aditya menilai ada klaim yang tak berdasar dari pernyataan Hasto.

“Itu klaim tak berdasar namanya. Koalisi itu didasarkan pada apa sih? Pada pencapresan seseorang? Gerindra kenapa tidak disebut lepas juga jika begitu,” kata Willy saat dihubungi, Minggu (9/10).

Willy menyayangkan diskursus politik nasional yang menurutnya diidentifikasi hanya di tataran permukaan. Willy menegaskan pihaknya selalu segaris dengan arahan Jokowi sebagai parpol pendukung Jokowi saat pilpres lalu.

Related posts