Prinsipal Yamaha Lin Jarvis mengatakan Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso harus berkembang dengan menyesuaikan gaya balapnya pada YZR-M1 2022.
Yamaha masih berjuang keras membenahi masalah pada YZR-M1 2022 agar bisa selevel dengan pabrikan lain yang telah alami peningkatan.
Sejauh ini, hanya Fabio Quartararo yang mampu menaklukan M1, hingga Dovizioso merasa Yamaha membangun motor hanya untuk pembalap asal Prancis itu.
Tapi, Dovizioso memahami hal terbut, hanya saja itu semakin menyulitkannya beradaptasi dengan M1 karena gaya balapnya tak cocok dengan karakter motor.
Namun, Jarvis menegaskan Dovizioso dan Morbidelli harus meningkatkan kemampuan balapnya agar bisa tampil cepat di atas M1 2022.
“Ya, saya setuju, tiga pembalap Yamaha lainnya kesulitan mendapatkan hasil yang mereka inginkan saat ini,” kata Jarvis. “Sejauh ini, setidaknya hanya dua dari tiga pembalap lainnya yang tampil mengecewakan.
“Mari kita bicara tentang rookie Darryn Binder terlebih dahulu. Dipromosikan langsung dari Moto3 ke MotoGP adalah langkah besar yang menuntut banyak darinya. Tapi dia tetap di zona di mana empat rookie lainnya dengan pengalaman Moto2 berada.
“Dia bahkan berada di urutan kedua dalam Rookie Award. Jadi dia tidak mengemudi dengan buruk. Sekarang kita akan melihat bagaimana dia terus berkembang seiring berjalannya musim.
“Darryn sedang dalam proses belajar. Motornya adalah model 2021, tetapi karena kami belum meningkatkan performa mesin, pada dasarnya memiliki kekuatan yang sama dengan rekan satu merek.”
Andrea Dovizioso memutuskan untuk bergabung dengan Yamaha setelah dijanjikan dapat memperjuangkan podium. Tapi, sejauh ini pembalap asal Italia itu sangat sulit untuk finis di zona poin.
“Jika berbicara tentang Andrea Dovizioso, dia sedang mencari solusi. Perbedaannya, dia memiliki pengalaman delapan tahun di Ducati dan menjadi test rider di Aprilia selama enam bulan. Jadi, Dovi kembali ke Yamaha setelah hampir sembilan tahun,” ujarnya.
“Selain itu, dia bukan lagi pembalap muda, tetapi dia masih harus belajar lagi di Yamaha. Dia terbiasa mengendalikan Ducati dengan cara yang berbeda.
“Saat Andrea Dovizioso memperkuat Tech3 Yamaha pada 2012, dia sangat cepat. Saat itu ia masih memiliki kecepatan menikung seperti di kelas 250cc. Dia perlu menemukan cara untuk mengendarai motor dengan benar. Jadi, dia mencari pengaturan yang berbeda.”
Sementara posisi Franco Morbidelli di Yamaha juga terancam jika tak menunjukkan peningkatan besar di atas M1.
“Sedangkan dengan Frankie, kami mencoba membantunya menemukan agresivitas dan semangat juang seperti pada 2020,” ucapnya.
“Saat ini, dia sedang mencari solusi untuk membuatnya lebih nyaman di atas motor. Tetapi pada titik tertentu dia harus berhenti mencari dan beradaptasi dengan gaya balap, dia harus mengemudi lebih agresif. Karena sudah jelas, motor punya kapasitas untuk bergerak lebih cepat.”