Bos LCR Honda, Lucio Cecchinello, menilai perubahan dimensi dalam pembuatan RC213V untuk MotoGP 2022, membuat motor kehilangan identitasnya. Namun, ia menyambut positif inovasi tersebut.
Proyek RC213V harus dibayar mahal oleh Honda Racing. Para pembalap kesulitan karena tak punya referensi sehingga dua tim harus puas bertengger di papan tengah.
Repsol Honda hanya duduk di urutan ketujuh klasemen konstruktor dengan 79 poin. Ini berkat podium ketiga milik Pol Espargaro dan finis enam besar Marc Marquez pada empat lomba.
Sedangkan, LCR ada dua tangga di bawah lantaran baru mengumpulkan 37 poin. Pencapaian terbaik Alex Marquez dan Takaaki Nakagami adalah peringkat ketujuh.
Cecchinello mengungkapkan penurunan kinerja, sejak 2020, dipengaruhi oleh pengembangan motor yang terlalu bertumpu pada Marc Marquez.
“Jelas situasinya tidak biasa. Dulu Honda punya paket kompetitif, dengan Marc Marquez dan kemudian, Cal Crutchlow. Saat dalam kondisi tepat, Cal berada di posisi 5 dan 6, dia meraih 2-3 podium dalam satu musim,” ujarnya dalam program GPOne Car di kanal Youtube.
“Ketika Marc dalam kondisi buruk, mungkin Honda menunggu kembalinya Marc jadi hanya melakukan pengembangan sedikit demi sedikit. Lalu semua tahu absennya Marc ternyata lebih panjang, jadi pengembangan motor pun minimal karena pada dasarnya, mereka menunggu hadirnya pilot andalan.
“Pada saat bersamaan, pabrikan lain mengambil keuntungan dengan bekerja keras untuk pengembangan lebih jauh.”
Berkaca dari hal itu, Honda memutuskan untuk mengubah titik acuan. Alih-alih hanya mendengarkan masukan Marquez, mereka mulai membuka pintu terhadap input dari pembalap lainnya.
Pada perjalanannya, perubahan karakter motor yang jauh dari sebelumnya, membuat para pembalap kerepotan. Namun, hal ini merupakan proses yang mesti dilalui untuk mencapai RC213V seimbang dan bisa dinikmati rider lain, bukan hanya Marquez.
“Faktanya Honda punya target utama. Kami selalu mengatakan bahwa Honda adalah motor ekstrem yang hanya bisa dikendarai oleh Marc. Memang benar bahwa Cal selalu mengeluh bahwa motor ini sangat sulit di depan, dampaknya dia terjatuh berkali-kali,” Cecchinello menambahkan.
“Dengan Cal khususnya, juga Marc, sangat penting. Marc memiliki keistimewaan, bagaimana pun dia mampu menyelamatkan diri dari kejatuhan dan mengangkat motor dengan sangat cepat, jadi melakukan pergerakan seperti itu, mengeksplorasi lebih, membuat permukaan ban belakang bekerja ekstra sehingga memiliki akselerasi.
“Bayangkan, Honda mengembangkan motor dengan ekstrem di bagian depan mengikuti petunjuk Marc karena gaya balapnya membutuhkan itu.
“Sekarang, mereka tidak bisa membuat motor hanya untuk Marc. Mereka mempertahankan jalan inovatif yang mana bisa membuat motor lebih seimbang dan stabil agar bisa dikendarai semua pembalap.”
Sekarang, Espargaro, Nakagami dan Alex Marquez kompak menyukai perubahan tersebut meski masih perlu belajar banyak. Ini artinya juara dunia MotoGP enam kali yang paling kewalahan beradaptasi.
Cecchinello menyarankan agar Marquez harus mencari poin-poin yang perlu diperbaiki.
“Keunggulan ada, semua pembalap senang terutama dengan grip besar ban belakang. Sekarang, kami kehilangan sedikit yang merupakan karakteristik kegesitan motor. Karena itu, Marc perlu menemukan di mana harus memperbaiki,” katanya.
Dengan kemajuan pesat yang ditunjukkan rival mereka, gap antara pembalap satu dan lain kian sempit. Fakta ini yang membuat Honda kelihatan tercecer.
“Faktanya seperti itu, tapi kalau Anda lihat tim lain jauh lebih bagus daripada kami. Sedangkan, kami telah berkembang meski tidak cukup,” pria Italia itu mengungkapkan.
“Jika Anda melihat klasemen, rata-rata kami ketinggalan setengah detik. Saat ini, (selisih) setengah detik berada di posisi ke-10 sampai 12. Saat masih bertarung di MotoGP, dengan Stefan Bradl, setengah detik bisa ada di posisi ketiga.
“Jadi klasemen banyak dipadatkan, dalam sekejap Anda menemukan diri Anda di belakang. Mungkin itu juga yang diinginkan Dorna, untuk menciptakan sebuah pertunjukan yang sangat dekat, dinamis, sedikit diprediksi, tidak ada kepastian.
“Dari sudut pandang tim, sejujurnya, tidak jelek memiliki paket kompetitif karena ada kemungkinan semua bisa berada di depan kadang-kadang. Sekarang, kadang Aprilia di depan, kadang Suzuki yang berada di depan, kadang KTM, kadang Yamaha, sering Ducati. Mungkin akan tiba saatnya untuk Honda.”