Pembalap Tim Repsol Honda itu tidak hanya bicara soal masa depan tetapi juga MotoGP musim 2022. Menurutnya, semua berubah sejak ajang di Indonesia.
Pol Espargaro menjadi salah satu pembalap yang waswas terkait masa depannya di tim pabrikan Honda. Kontrak pembalap asal Granollers, Spanyol, itu akan habis pada akhir musim 2022. Namun, performanya pada enam balapan musim ini tidak juga membaik.
Posisi mantan pembalap Yamaha Tech3 dan Red Bull KTM Factory Racing itu kini makin terpojok setelah Repsol Honda dikabarkan mulai intensif mendekati Joan Mir. Posisi juara dunia MotoGP 2020 itu juga belum jelas menyusul rencana mundur Suzuki pada akhir musim ini.
“Semua pembalap pasti ingin kontraknya diperbarui, ini sudah menjadi pekerjaan kami. Saat momen itu tiba, Anda biasanya merasa gugup dan bisa membuat kesalahan karena rasa cemas yang begitu besar,” tutur adik dari Aleix Espargaro (Aprilia Racing) itu.
“Kini, saya tahu bagaimana mengatur momen-momen semacam ini. Saya tidak perlu tergesa-gesa. Sebaiknya saya juga harus berkonsentrasi pada bagaimana cara merebut hasil-hasil bagus.”
Seperti dikutip El Espanol, Pol Espargaro mengaku dirinya kerap bermasalah di tim-tim kecil. Salah satunya sering membuat kesalahan.
“Lalu, saya akhirnya berhasil merebut podium dan mulai sering finis di lima besar. Situasi itu membuat saya sangat gembira sehingga tidak tahu lagi bagaimana mengaturnya,” kata Pol Espargaro.
Pembalap yang kini berusia 30 tahun itu bergabung ke Tim Repsol Honda pada MotoGP 2021, menggantikan Alex Marquez yang pindah ke tim satelit LCR Honda Castrol.
Namun begitu, selama mendampingi juara dunia delapan kali (125cc 2010, Moto2 2012, MotoGP 2013, 2014, 2016-2019) Marc Marquez, penampilan Pol Espargaro dinilai belum mencapai yang terbaik. Termasuk musim ini.
Seperti pembalap lain, Pol Espargaro jelas paham betul bila performa menjadi salah satu kunci untuk masa depan kariernya. Ironisnya, selama hampir dua tahun bersama Honda, Espargaro baru dua kali finis podium, P2 di GP Emilia Romagna 2021 dan P3 balapan pembuka tahun ini di Lusail, Qatar.
“Dari sisi (kemampuan) pembalap, saya rasa saat ini sangat merata. Tetapi, para pembalap Suzuki atau bahkan Aprilia, selalu mampu finis di lima besar. Podium saat ini kami rasakan jauh lebih sulit dibanding tahun-tahun sebelumnya,” tutur Pol Espargaro.
“Kami juga tidak tahu mengapa memiliki masalah-masalah seperti ini. Kami juga tidak tahu dari mana asalnya. Yang pasti situasinya sangat rumit dan pelik.”
Peraih delapan podium, tiga pole position, dan satu fastest race lap dalam 141 start kelas MotoGP sejak 2014 itu menambahkan, Honda sejatinya tidak begitu buruk. Pada tes pramusim lalu, Pol Espargaro justru mampu menjadi pembalap tercepat saat tes digelar di Sirkuit Mandalika, Indonesia.
“Hasil pramusim luar biasa, lalu podium di Qatar. Tetapi, semua berubah sejak (Grand Prix) di Indonesia. Benar-benar membuat frustrasi karena kami tahu seperti apa kecepatan saat pramusim dengan motor (Honda RC213V) ini,” ujar Pol Espargaro.
Podium ketiga di GP Qatar menjadi hasil balapan terbaik Pol Espargaro sampai enam balapan MotoGP 2022. Ia finis P12 di Indonesia, retired di Argentina, P13 di Amerika, P9 di Portugal dan P11 di Spanyol.
Dengan koleksi 35 poin, Pol Espargaro kini hanya berada di P12 klasemen pembalap atau tiga tingkat di bawah Marc Marquez yang sejauh ini menjadi pembalap terbaik Honda, dengan 44 poin.