BabatPost.com – Film Kambodja yang dibintangi Adipati Dolken, Della Dartyan, Revaldo, dan Carmela van der Kruk akan tayang melalui platform streaming KlikFilm mulai 13 Mei mendatang.
Film ini digarap rumah produksi Falcon Pictures di bawah arahan sutradara Rako Prijanto. Rako mengatakan dirinya bersyukur proses syuting film yang mengambil setting waktu awal kemerdekaan RI tahun 1950-an, proses pengerjaannya berjalan lancar. Dia mengaku tidak ada kesulitan berarti saat mengerjakan film Kambodja.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar, tidak ada kesulitan. Semua pemain berakting secara optimal. Chemistry antar pemain juga sudah terjalin saat proses reading,” kata Rako Prijanto dalam keterangan tertulis diterima BabatPost.com, Jumat (6/5).
Della Dartyan mengucapkan terima kasih kepada Rako Prijanto telah diajak membintangi film ini. Dia pun cukup terkesan akan jalan cerita yang dalam beberapa sisi cenderung dark.
Hal senada juga diungkapkan lawan main Della Dartyan, Adipati Dolken. Dia mengaku sangat antusias sejak mendapatkan tawaran membintangi film ini. Yang juga membuatnya sangat antusias, film Kambodja akan segera tayang dalam waktu dekat.
“Akhirnya setelah lama menunggu film ini tayang juga. Meski baru melihat trailernya, tapi sedikit menghilangkan rasa penasaran. Mudah-mudahan film ini bisa menghibur penggemar film Indonesia,” kata Adipati Dolken.
Film Kambodja menceritakan tentang pasangan suami istri, Sena dan Danti, pada 1955 dimana Indonesia baru genap 10 tahun merdeka. Pasangan ini memilih ngekos di sebuah rumah milik Cik Mei.
Danti bekerja di perpustakaan, sedangkan Sena aktif di sebuah partai. Rumah kosan itu hanya punya tiga kamar. Kamar pertama dihuni Bayu, seorang penulis lepas kolom opini dan cerita pendek di surat kabar. Sedangkan istrinya, Lastri adalah seorang biduan. Sena dan Danti menghuni kamar kedua di tempat kos tersebut.
Kehidupan di kosan terasa sunyi karena Sena kerap pergi ke luar kota untuk urusan partai. Sementara Lastri juga sering keliling kota untuk bernyanyi dalam acara kampanye suatu partai. Saat itu dia kebanjiran job karena bulan-bulan menuju pemilu tahun 1955.
Di rumah kos tersisa Danti dan Bayu. Namun mereka nyaris tidak pernah bercakap. Setiap kali berpapasan di selasar atau ruang makan, keduanya hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Seakan itu batasan bagi mereka berdua.
Suatu malam, Bayu yang kegerahan membawa mesin tiknya ke ruang tamu. Ternyata di sana tengah duduk Danti tengah mengipas-ngipas karena kegerahan. Bayu minta maaf dan mau beranjak ke tempat lain. Tapi, Danti mencegah karena udara memang sangat panas. Ruang tamu adalah ruangan yang sirkulasinya paling baik dimana udara mengalir deras. Bayu tersenyum kaku dan mulai mengetik. Ia tidak sadar Danti diam-diam beringsut pergi.
Bayu yang bekerja sebagai penulis lepas untuk kolom opini sebuah koran, tulisannya kerap ditolak. Bayu lantas mencari data di perpustakaan untuk memperkaya tulisannya. Tanpa sengaja Bayu berjumpa dengan Danti yang bekerja di perpustakaan.
Perjumpaan tidak sengaja itu, membuat keduanya terpaksa pulang bersama, menunggu trem lewat di bawah pohon Kambodja. Lama kelamaan keduanya makin akrab. Bayu baru menyadari kalau dia punya kemampuan menulis yang lain. Menulis cerita pendek yang terinspirasi dari sosok Danti.
Danti marah karena merasa dijadikan objek oleh Bayu, hingga Danti menjaga jarak. Walau alasan sebenarnya karena Danti diam-diam menaruh perasaan pada Bayu. Demikian juga dengan Bayu.
Saat keduanya berusaha menahan perasaan, ternyata selama ini Sena berselingkuh dengan Lastri. Partai Sena menang pemilu, posisi Sena semakin bagus. Hubungan Sena dan Lastri tak lagi dapat dibendung. Sena dan Lastri berencana menceraikan pasangan masing-masing. Di suatu sore, Bayu menunggu Danti di bawah pohon kambodja. Tetapi, Danti tidak datang.
Cik Mei yang menjadi simpatisan partai Sena, mengadakan pesta partai. Bayu yang kini menjabat redaktur budaya partai Sena turut diundang, termasuk Danti. Bayu dan Danti kembali bertemu. Bayu akhirnya tahu alasan Danti tidak datang hari itu. Kini Bayu kembali membuat janji dengan Danti, bertemu di bawah pohon Kambodja. Tapi, belum sempat bertemu, peristiwa G30S PKI terjadi. Selang peristiwa itu, kali ini Danti yang menunggu Bayu di bawah pohon Kambodja. Bayu tidak datang. Tidak akan pernah datang.