BabatPost.com-Dwiki Mardiyanto meninggalkan klub yang dibawanya promosi ke Liga 2, Persikab Kabupaten Bandung. Dia kemudian memilih pulang dan membela tim kampung halamannya: Deltras Sidoarjo.
—-Bagus Putra Pamungkas, Sidoarjo—
PRIIIT! Tiupan peluit di Stadion Barnabas Youwe, Jayapura, memastikan tim sepak bola PON Jatim gagal melaju ke babak final. Mereka kalah 1-2 oleh Aceh dalam ajang PON 2021.
Tangis Dwiki Mardiyanto langsung pecah. Air matanya mengucur deras. Amir Burhannudin yang saat itu menjabat manajer tim hanya bisa memeluk. Menenangkan arek Krian, Sidoarjo, tersebut. Sepulang dari Jayapura, Amir yang juga CEO Deltras Sidoarjo memintanya membela Deltras.
“Saya sebenarnya tertarik. Tapi, saat itu saya sudah telanjur teken kontrak dengan Persikab sebelum PON. Saya harus hormati kontrak itu,” kata Dwiki kepada Jawa Pos. Dia kemudian membela Persikab bersama 12 jebolan tim sepak bola PON Jatim lainnya.
Pantas saja Amir memintanya pulang. Sebab, penampilan pemain 22 tahun itu bersama Persikab benar-benar moncer. Persikab diantarnya menjadi juara Liga 3 Jawa Barat.
Dwiki juga meraih gelar top scorer dengan 11 gol. Bahkan, performa garang itu berlanjut ke babak nasional. Persikab diantar promosi ke Liga 2. Pemain kelahiran 21 Maret 2000 tersebut bahkan mampu mencetak 8 gol. Hanya kalah oleh striker Putra Delta Sidoarjo (PDS) M. Adam Malik yang jadi pencetak gol terbanyak dengan 10 gol.
Performa itu membuat manajemen Persikab kepincut. Kontrak baru disodorkan. Di saat bersamaan, Gresik United memberikan tawaran untuk bergabung. Tapi, dua tawaran tersebut ditolak Dwiki.
“Karena setelah itu saya juga mendapat tawaran lagi untuk bermain bersama Deltras. Saya lebih memilih pulang dan bergabung bersama Deltras,” jelas pemain yang berposisi winger itu.
Lalu, apa alasan Dwiki lebih memilih Deltras? Dia tidak mau menolak tawaran kedua dari Deltras. “Dari orang tua juga meminta saya untuk bermain di Sidoarjo saja. Dekat rumah,” ungkapnya.
Sebagai pemain jebolan SSB PSM Masangan Kulon, Sukodono, Sidoarjo, bermain di Deltras adalah sebuah kebanggaan. Toh, dengan bermain bersama The Lobster, julukan Deltras, dia juga bisa melanjutkan pendidikan di tingkat sarjana.
Dwiki saat ini tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Dia mahasiswa semester VI jurusan ekonomi.
“Setelah ini kan masuk semester tua yang memang butuh konsentrasi lebih. Saya tidak mau kuliah terbengkalai, eman karena kurang sedikit lulus,” bebernya.
Apalagi, Dwiki kuliah karena mendapat beasiswa melalui jalur prestasi. “Dari awal kuliah sampai sekarang semua biaya dari beasiswa. Makanya, saya harus kuliah dengan baik,” tutur alumnus SMA Negeri 1 Wonoayu itu.
Dwiki berharap pendidikan formal tetap didapatkan dengan maksimal. Sebab, itu akan jadi pegangan saat dia pensiun nanti. Meski begitu, Dwiki berjanji tetap akan memberikan yang terbaik saat di lapangan.
“Yang penting, saya harus main maksimal buat Deltras. Tidak ada target khusus harus cetak berapa gol musim depan. Intinya, saya akan memberikan semua yang saya bisa,” tegasnya.
Dwiki punya mimpi membawa Deltras ke Liga 1. Kemudian bertemu tim yang paling diidolakannya: Persebaya Surabaya. Dwiki pernah menjadi pemain tim internal Persebaya Untag Rosita. Dia kemudian dipromosikan ke Persebaya Junior pada awal 2019.
Dwiki juga adalah bagian dari Persebaya U-19 yang menjadi juara Elite Pro Academy (EPA) 2019. Dia satu tim bersama Ernando Ari, Rizky Ridho, Koko Ari Araya, dan M. Supriadi. Tentu saja Dwiki ingin suatu saat bereuni dengan para koleganya itu.
“Klub impian sejak kecil ya Persebaya. Tapi, sekarang saya adalah bagian dari Deltras dan akan memberikan yang terbaik,” katanya.