Alex Rins Tidak Merasa Pembalap Nomor 1 Suzuki

Meskipun mengawali MotoGP 2022 dengan bagus, Alex Rins merasa Suzuki masih sama memperlakukan kedua pembalapnya.

Dari lima Grand Prix yang sudah digelar pada Kejuaraan Dunia MotoGP musim ini, performa Alex Rins memang jauh lebih baik dan konsisten dibanding rekan setimnya di Suzuki Ecstar, Joan Mir.

Rins tidak pernah terlempar dari tujuh besar, termasuk dua podium yang masing-masing direbutnya di GP Argentina (P3) dan GP Amerika (P2).

Alhasil, Rins kini berada di peringkat kedua klasemen pembalap MotoGP dengan poin yang sama (69). Ia hanya kalah dari Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) karena sang juara dunia sudah mampu memenangi balapan (di GP Portugal) sedangkan Rins belum.

Joan Mir juga terbilang stabil dengan masing-masing dua kali finis P4. Jika tidak ikut terjatuh akibat kesalahan Jack Miller (Ducati Lenovo) pada GP Portugal lalu, juara dunia MotoGP 2020 itu mungkin bisa mendapatkan peringkat klasemen yang lebih baik daripada P6.

Salah satu performa Rins yang mengundang decak kagum adalah keberhasilannya melesat dari start di grid ke-23 untuk finis di P4 pada GP Portugal lalu. Itu berarti pembalap Spanyol berusia 26 tahun tersebut mampu melibas 13 pembalap sepanjang balapan.  

“Jelas tidak mudah mendapatkan posisi finis tersebut. Kami cukup beruntung berhasl mengambil banyak lawan dari sisi luar pada lap-lap awal. Saya memang mengambil risiko karena biasanya beberapa pembalap berada agak di sisi luar mulai di tikungan pertama,” ucap Rins.

“Namun, kami ternyata memiliki kesempatan karena saat itu tidak satu pun pembalap melebar. Jadi, saya memanfaatkannya di trek lurus untuk merebut posisi yang lebih baik menjelang tikungan.”

Rins pun mengaku strategi dan torehannya di Portugal mampu meningkatkan kepercayaan dirinya. Akhir pekan ini (29/4 – 1/5/2022), Rins akan turun di Jerez, salah satu trek favoritnya.

“Tahun lalu, kami mengalami kecelakaan kecil di Tikungan 6 sehingga saya harus turun dengan satu sayap sepanjang balapan. Saat itu, kecepatan tidak terlalu buruk,” ucap Rins.

“Kami akan melihat seperti apa kans dan kemampuan kami pada akhir pekan ini di Jerez. Yang pasti, kami akan mencoba melakukan hal yang sama seperti di Portugal lalu.”

Hasil lima balapan balapan MotoGP membuat Rins unggul 23 poin atas Mir. Namun begitu, menurut Rins, kondisi ini rasanya tidak perlu mengharuskan Suzuki memberikan prioritas kepada salah satu pembalapnya.

“Saya kira Suzuki bukan pabrikan yang terbiasa menerapkan sistem pembalap nomor 1 dan 2. Saya mencoba memberikan yang terbaik dari diri sendiri. Mir juga demikian, dengan metodenya. Untuk hal ini, Suzuki selalu berusaha memperlakukan kami dengan sama,” kata Alex Rins.

“Saya ingat tahun lalu, Suzuki pernah hanya membawa satu sasis baru. Tentu saja masuk akal bila sasis itu akan dipakai dulu oleh rider dengan posisi yang lebih baik. Saya tidak merasa sebagai pembalap nomor satu atau dua. Pendekatan tim terhadap saya, sama dengan Mir.”

Meskipun begitu, Alex Rins mengakui memang penting untuk mengalahkan rekan setim. Hal itu memang sudah lumrah dilakukan pembalap di sebuah tim balap.

“Tetapi seperti saya bilang, Suzuki tidak memiliki pembalap nomor 1 atau nomor 2,” kata pemenang tiga Grand Prix dan 15 podium dalam 85 start MotoGP sejak 2017 tersebut.

Melihat performa dan posisinya saat ini, Alex Rins memang disebut-sebut bakal mampu menjadi pesaing berat Quartararo dalam perebutan gelar. Meskipun begitu, klasemen MotoGP saat ini sangatlah ketat.

Setelah lima balapan, empat pembalap teratas hanya dipisahkan delapan poin, dengan Aleix Espargaro (Aprilia Racing) dan Enea Bastianini (Gresini Racing) siap mengancam.

Tidak hanya itu, Johann Zarco (Pramac Racing) dan Joan Mir juga bisa saja merebut puncak klasemen pada akhir pekan ini di Jerez jika situasi dan kondisi balapan nanti mendukung.

“Sudah pasti bangga banyak yang menilai saya pantas bersaing memperebutkan gelar juara dunia. Yang pasti, saya akan selalu berusaha memberikan 100% di setiap balapan,” kata Alex Rins.

“Kami baru menjalani lima balapan dan musim ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah MotoGP (21 balapan). Kami sendiri berharap masih bisa bersaing seperti sekarang saat MotoGP 2022 nanti memasuki fase akhir.”

 

Related posts