Aleix Espargaro ternyata lebih suka jika Aprilia kehilangan konsesi karena ia merasa siap bertarung di MotoGP secara adil tanpa bantuan.
Sistem konsesi diperkenalkan sejak 2016 untuk menjaga kesetaraan secara teknik antara tim baru dan lama. Ducati, Suzuki, KTM dan Aprilia pernah mendapat keistimewaan.
Siapa pun pemegang konsesi, mendapat kelonggaran untuk pengembangan mesin dan bisa menjalankan tes tertutup.
Ketika sebuah tim mendapat enam poin khusus (3 kemenangan, 2 runner-up, 1 posisi ketiga) dalam dua tahun, otomatis ia kehilangan konsesi. Tahun lalu, KTM sudah kehilangan statusnya menyusul performa moncer Miguel Oliveira dan Brad Binder di MotoGP 2020.
Pabrikan Noale pun menjadi yang terakhir memiliki konsesi. Kurang satu podium lagi maka mereka juga mesti meninggalkan perlakuan istimewa itu.
Itu semua karena Espargaro yang berhasil naik podium ketiga MotoGP Inggris 2021. Tahun ini, pembalap Spanyol tersebut menang di MotoGP Argentina dan peringkat ketiga MotoGP Portugal.
Seiring dengan prestasi tersebut, skuad Aprilia mulai bekerja seolah sudah kehilangan konsesi. Mereka berencana menghemat mesin sehingga maksimal menggunakan delapan saja dan menyisakan satu di akhir musim. Sementara tim lain, paling banyak memakai tujuh mesin.
Espargaro sebagai yang sangat terlibat dengan proyek pengembangan RS-GP sejak 2017 silam, mengaku justru menunggu momen lepasnya konsesi dari Aprilia.
“Mungkin beberapa insinyur di Noale lebih punya perhatian dibandingkan saya. Tapi, saya tidak suka konsesi,” ujarnya.
“Saya tidak bodoh. Saya tahu bahwa sistem ini membantu kami, tapi saya tidak suka itu sama sekali. Saya kira sudah menunjukkan bahwa saya berkendara pada level sangat bagus dan Aprilia RS-GP juga memiliki level bagus.
“Jia kami tidak berada pada level bagus, akan mustahil mendapat hasil ini. Jadi dari sekarang, saya kira kami punya basis bagus dan saya harap di Jerez, kami kehilangan konsesi.”
Meski tak lagi berstatus tim konsesi, Aprilia masih bisa memakai 9 mesin dan enam wild card musim ini.
Espargaro tak menyangka bahwa penampilannya sangat apik sehingga bertengger di peringkat ketiga dengan 66 poin. Itu adalah pencapaian paling tinggi selama turun di ajang grand prix.
“Saya tidak mengharapkannya sama sekali. Kami dalam pertarungan untuk kejuaraan setelah lima balapan, itu pasti. Kami hanya tiga poin di belakang juara tahun lalu, Fabio Quartararo,” katanya.
“Jadi saya harap mencapai level tinggi tahun ini, tapi mungkin tidak setinggi itu. Saya kira saya berkendara dengan level bagus, tapi saya kira tahun lalu juga sehebat ini.
“Tapi, Anda harus punya motor kompetitif dan tahun ini, Aprilia sudah membawa motor kompetitif yang sesuai dengan gaya balap saya.”
Dengan sorotan makin banyak yang mengarah kepadanya dan ekspektasi penggemar meningkat, Espargaro tidak tertekan.
“Tahun ini, saya telah menunjukkan bahwa saya tangguh dengan motor ini. Sejujurnya, saya tidak merasakan tekanan,” ia menjelaskan.
“Saya tidak berpikir tentang kejuaraan, saya supersantai, sangat menikmati momen ini. Butuh waktu panjang bagi saya untuk sampai di titik ini pada karier saya.”