Marc Marquez kembali gigit jari dalam gelaran MotoGP Portugal. Ia mengklaim dirinya belum siap menang.
Pembalap Repsol Honda tersebut start dari posisi kesembilan dalam balapan. Alih-alih bisa bergabung dalam grup depan, Marquez kewalahan untuk menyingkirkan beberapa lawan sekaligus seperti yang terlihat dalam MotoGP Amerika Serikat.
The Baby Alien sedikit diuntungkan oleh insiden yang memaksa Jack Miller dan Joan Mir keluar dari lomba. Ia bisa naik ke P7, itu pun harus berduel dengan sang adik, Alex, pada lap terakhir.
Pemilik enam titel MotoGP itu sadar telah membuat tim dan penggemar kecewa. Apalagi mereka menaruh harapan besar di pundaknya.
“Saya tahu bahwa setiap orang mengharapkan lebih dari saya, tapi kami tidak siap berjuang untuk menang,” ujarnya.
“Kami membuat perubahan pada balapan, tapi itu tidak cukup. Saya tidak punya kecepatan. Saya mencoba membangun kecepatan namun saya finis terpaut 16 detik dari pemimpin lomba.”
Performa motor kurang mumpuni ditambah tak ada keberuntungan dilihat sebagai penyebab tak kunjung naik podium. Marquez juga tidak dalam kondisi baik.
“Ketika Anda berada dalam momen manis, semua berfungsi. Saya tidak dalam momen tersebut dan motor tidak membantu saya.
“Saya bertarung dengan pembalap Honda yang lain, tapi tujuan saya adalah menjadi rider nomor satu Honda.”
Pembalap 29 tahun tersebut merasa belum menemukan kenyamanan di atas motor. Ia mengakui situasi ketika tes pramusim dan balapan jauh berbeda.
“Ini bukan ada sesuatu yang tidak berfungsi, tapi itu, secara umum, saya tidak merasa nyaman. Banyak pembalap mengatakan motor nyaman, tapi saat pramusim, ada banyak grip di trek,” ia menuturkan.
“Saya tidak tahu berapa lama saya bisa menemukan momentum baik saya.”
Pemandangan langka tersaji di Portimao, Minggu (24/4/2022). Marquez bersaudara bersaing dengan ketat. Pada akhirnya, Marc mengalahkan Alex dengan selisih waktu tipis.
“Dalam balapan, saya memiliki waktu baik dan saya mencari motivasi. Pada lap terakhir, saya menyalip Alex.
“Kami mencari pertarungan di lima teratas tapi kami sangat jauh. Ketika Anda tidak punya kecepatan, semua merugikan. Di sini, saya tidak bisa kembali seperti di Austin. Peringkat keenam bisa bagus dari sisi waktu, tapi tidak dari sisi kekuasaan.”