Hari Kartini, Shandy Purnamasari Beri Penghargaan Pada 10 Perempuan

Hari Kartini, Shandy Purnamasari Beri Penghargaan Pada 10 Perempuan

BabatPost.com – Dalam momentum Hari Kartini, Shandy Purnamasari melalui Komunitas Perempuan Level Up yang didirikannya memberikan apresiasi kepada 10 perempuan tangguh yang merupakan Kartini Kartini masa kini. Pemberian penghargaan ini dilakukan di J99 Tower yang terletak di Pancoran bilangan Jakarta Selatan tepat di Hari Kartini kemarin.

Jika dulu RA Kartini memulai kesetaraan perempuan lewat pemberontakannya pada budaya patriarkhi dan ingin perempuan medapat pendidikan yang setara dengan kaum lelaki sebagai gerbang kehidupan gemilang, tantangan yang dihadapi Kartini Kartini masa kini tentu saja berubah. Untuk saat ini, bagaimana kaum perempuan dapat memberikan dampak yang positif bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, bahkan bangsa dan negara.

Read More

Shandy purnamasari percaya bahwa perempuan sekarang ini adalah sosok kuat, tangguh dan tekun dalam menjalankan amanah dan peran. Bahkan peran perempuan saat bisa berlapis dalam satu individu tanpa harus melupakan kodratnya sebagai perempuan.

Berita Terkait :  Cara Tasya Kamila Selektif Pilih RS dan Dokter untuk Berobat

“Sosok RA Kartini adalah contoh ketangguhan dan perempuan yang mana perjuangannya sangat bermanfaat tak lekang oleh waktu,” kata Shandy Purnamasari dalam keterangan tertulisnya Jumat (22/4).

Penghargaan yang diberikan oleh istri Juragan 99 itu kepada perempuan perempuan tangguh masa kini dari beragam profesi. Mulai dari bidan, perias, pekerja penanganan sarana dan prasaran umum (PPSU), penulis programTV, asisten rumah tangga, buruh cuci, penjual sayur, penjahit, guru mengaji, hingga pengemudi ojek online perempuan.

“Kami ingin meberikan apresiasi pada mereka yang berharga dan berjasa sekecil apapun kontribusi mereka, tetap lah mereka bernilai tidak untuk diri sendiri, tetapi juga orang lain, ”jelas Shandy Purnamasari

Berikut 10 Kartini Masa Kini yang diberikan penghargaan oleh Shandy Purnamasari.

1. Rousantya ( 29 tahun) Bidan

Seorang Bidan yang bekerja di rumah sakit swasta ini telah membantu menangani lebih dari 500 kelahiran. Rousantya juga pernah membantu kelahiran ibu-ibu tuna wisma secara cuma-cuma dan mmembantunya sampai proses pemulihannya sempurna.

Berita Terkait :  Alasan Razman Tidak Marah dr. Richard Lee Dijebloskan ke Dalam Tahanan

2. Yelis Safitri (30 tahun) Penulis Program TV

Yelis adalah seorang perempuan muda yang bekerja sebagai penulis. Baginya profesi penulis sering sekali diabaikan padahal, penulis adalah batang tubuh sebuah karya.

3. Dwina Aggita Lubis ( 33 tahun) Make up Artist

Perempuan yang disapa Gita ini sudah menekuni dunia tata rias selama 8 tahun. Di era pandemi, pekerjaannya nyaris tidak menghasilkan namun dirinya tetap semangat dan menekuni profesinya serta mencari peluang baru dengan membuka kelas-kelas make up

4. Tirkem (45 Tahun) Buruh cuci

Ibu Tirkem mulanya adalah pengusaha warteg yang kemudian terlibas pandemi. Akhirnya dirinya menyambung kehidupan dengan menjadi buruh cuci di komplek perumahannya untuk menghidupi keluarganya

5. Halimah (60 Tahun) Penjahit

Sudah menjadi penjahit sejak tahun 1978, Halimah merasa bersyukur dengan talenta yang dimiliki karena dirinya dapat membiayai keluarganya bahkan sejak suaminya sudah tidak lagi memiliki penghasilan selama puluhan tahun. Halimah berperan sebagai ibu dan pencari nafkah.

6.Eka (31tahun) Pengemudi Ojek Online

Eka adalah mantan pekerja instansi pemerintah yang dirumahkan. Dirinya menjajal sebagai pengemudi ojek online karena ratusan surat lamarannya tidak ada yang menerimanya. Eka merasa lebih baik tetap bekerja meski resikonya sangat tinggi.

Berita Terkait :  Kisah Menarik Dari Album Taylor Swift Reputation

7. Sari ( 46 tahun) Asisten rumah tangga

Sari adalah asisten rumah tangga yang menghidupi keluarganya. Dirinya merasa bahagia menjalani perannya meski ada beberapa cibiran yang diterimanya, Sari tetap semangat karena dirinya memiliki pekerjaan yang halal

8. Anita ( 50tahun) Pekerja penanganan sarana dan prasarana umum

Sebagai orang tua tunggal. Afifah merasa sangat bersyukur tetap mendapatkan pekerjaan sebagai petugas PPSU. Meski lelah dan letih, Anita menjalaninya dengan sepenuh hati

9. Afifah (50tahun) Penjual Sayur

Afifah sudah menjadi penjual sayur sejak 30 tahun lalu. Dirinya merasa sering diremehkan tetapi bagaimanapun juga, pekerjaan ini adalah satu-satunya sumber pendapatan keluarga.

10. Sri Widyastuti (53tahun) Guru Mengaji

Seorang Guru mengaji yang juga kini berperan sebagai pencari nafkah keluarganya. Selain itu, Tuti juga sering memberikan kelas mengajar gratis untuk anak-anak di sekitar rumahnya.

Related posts