Serasa Menjalani Kehidupan Kedua

Jawapos TV

PEMAIN sekaligus kapten timnas sepak bola amputasi Indonesia Aditya sudah tak sabar terbang ke Turki. Dia ingin segera berlaga di Piala Dunia Amputasi 2022. Dulu, dia pernah menjadi bagian dari skuad Persib Bandung U-17. Kepada wartawan Jawa Pos Taufiq Ardyansyah, Aditya menceritakan peristiwa yang membuat dirinya harus merelakan kaki kanannya.

Apa yang membuat kamu harus diamputasi?

Read More
Berita Terkait :  Soal Naturalisasi 4 Pemain Keturunan, Ini Harapan STY

Ceritanya, saya sedang menjalani persiapan bersama tim sepak bola UIN Bandung pada 2017. Mau ada Torabika Campus Cup 2017. Waktu itu, UIN Bandung sparing dengan Universitas Padjadjaran. Dalam uji coba itu, saya kena tekel kiper lawan. Kaki saya patah.

Wah. Lalu bagaimana penanganannya?

Saat itu situasi panik. Jadi, saya dibawa ke tukang urut. Ternyata ini langkah yang salah. Seharusnya saya menjalani rontgen dulu sebelum ditindak. Karena salah tindakan, cedera saya tak kunjung sembuh sampai hampir dua tahun.

Apa tindakan selanjutnya?

Berita Terkait :  Pasca Cedera Parah, Saddam Gaffar Siap Merumput Musim Depan

Setelah frustrasi tidak kunjung sembuh, saya ke rumah sakit. Tadinya minta dicangkok. Tapi, setelah berkonsultasi dengan dokter, ternyata tidak bisa. Tulang saya sudah mati. Kena infeksi. Jadi, dokter menyarankan amputasi.

Bagaimana perasaan kamu waktu itu?

Jujur, saya tidak siap. Tapi, keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada saya. Akhirnya saya beristikharah. Meminta petunjuk dari Tuhan. Setelah itu, hati saya mantap untuk amputasi. Alhamdulillah, prosesnya lancar.

Apa perbedaan yang kamu alami setelah amputasi?

Saya seperti mengulang kehidupan kedua. Dua tahun saya hanya duduk dan rebahan. Setelah diamputasi, saya jadi mengulang cara berdiri. Ya, benar-benar kayak bayi lagi. Saya berjalan pakai kaki palsu. Ternyata, ketika saya bisa melewatinya, semua terasa sama aja. Saya merasa normal.

Berita Terkait :  Bebarengan dengan FIFA Matchday, Persija vs Persiraja Tetap Bergulir

Apa rahasianya tetap bersemangat menjalani hidup?

Semua tentu bergantung pola pikir. Menurut saya, diamputasi bukan kiamat. Saya mencoba melihat dari sudut pandang lain. Kalau diamputasi ternyata masih dikasih kesempatan hidup, berarti saya masih ada manfaat di dunia ini. Saya percaya itu. Alhamdulillah, saya masih bisa main bola. Ini kehidupan kedua buat saya.

Related posts