MotoGP bukan olahraga yang mudah, terlebih lagi ketika pembalap berada dalam salah satu tim terbaik di dunia. Sebab tekanan dan ekspektasi jelas makin besar. Pol Espargaro tahu betul soal itu.
Dalam setiap kompetisi pasti selalu ada banyak tekanan, tak terkecuali di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Bukan hanya dari segi hasil atau kecepatan, para rider dituntut membuktikan nilainya dan di atas semua itu, mereka mempertaruhkan nyawa di setiap tikungan.
Pembalap Repsol Honda Pol Espargaro mengetahui hal tersebut dengan baik karena telah menjalaninya sepanjang hidupnya. Beban berat masih dipikul pria kebangsaan Spanyol itu hingga saat ini.
Banyak yang meyakini bahwa kelanjutan kariernya bersama Honda bisa jadi tidak aman. Pasalnya, sejak membalap untuk tim pabrikan Jepang, Espargaro belum memberikan hasil yang diharapkan.
Putaran pembuka MotoGP 2022, Grand Prix Qatar, adalah sebuah langkah maju yang besar, di mana ia memimpin race cukup lama sebelum akhirnya finis di posisi ketiga. Namun sejak itu, Espargaro kesulitan.
Kini empat balapan sudah berlalu dan kemenangan belum juga berhasil direngkuhnya. Bahkan, setelah menyambangi sirkuit yang positif bagi Honda Racing Corporation (HRC) seperti di Termas de Rio Hondo (Argentina) dan Circuit of The Americas (Amerika Serikat).
Pol Espargaro mengakui bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukannya. Ia baru bisa mencetak total 23 poin. Jumlah itu memang lebih baik dari Marc Marquez (21 angka). Tetapi perlu diingat, rekan setimnya tersebut melewatkan dua balapan akibat cedera.
“Saya harus berada di level Dani (Pedrosa) dan Marc (Marquez). Saat ini, saya belum sampai ke sana. Saya harap ini tahun yang tepat untuk mencapai level mereka,” ujar Espargaro kepada DAZN.
Untuk saat ini, Pol Espargaro dan Marc Marquez tidak berada di titik yang sama dan itu telah meredakan ketegangan di masa lalu, ketika pada 2012 mereka bersaing ketat menjadi juara dunia Moto2.
“Segala sesuatunya sudah menjadi jauh lebih tenang. Hubungannya baik, kami berdua telah matang dan melihat bahwa tidak ada alasan untuk memiliki hubungan yang buruk,” Espargaro mengatakan.
“Anda menciptakan iklim kecemasan dan ketegangan di dalam garasi yang tak akan mengarah ke mana-mana. Saya tidak berpikir hal-hal bakal pernah sama seperti di masa lalu,” tambah sang rider.
Meskipun tekanan yang dihadapi di Honda tidak mudah, Pol Espargaro beruntung memiliki Alberto Puig. Menurutnya, manajer Repsol Honda tersebut adalah sosok yang harus dimiliki oleh setiap tim.
“Alberto (Puig) orang yang tidak akan membiarkan siapa pun atau apa pun menyakiti pembalapnya. Dia bertanggung jawab penuh atas timnya. Saya pikir Alberto perlu ada dan itu telah terlihat di Indonesia, setelah insiden Marc data masalah dengan Michelin,” ucap Espargaro.