Efek Panjang setelah Para Pengabdi Setia Hengkang di Tim Liga 1

Secara teknis, Rendi Irwan, Ismed Sofyan, atau Wawan Hendrawan memang sudah memiliki pengganti. Namun, peran mereka sebagai perekat skuad dan panutan untuk para pemain muda tidak akan mudah diisi.

Read More

PADA babak 8 besar Liga 2 2017 itu, Persebaya Surabaya sedang menghadapi ujian berat. Tidak ada izin bermain di Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi, yang berbuntut jadwal tidak jelas. Belum lagi gelombang kritikan dari suporter.

Semua berdampak pada anjloknya semangat bertanding pemain. Sadar dengan kondisi tersebut, Rendi Irwan sebagai kapten tim tergerak. Dia mengajak rekan-rekannya berkumpul. Saling bicara. Satu per satu diberi kesempatan menyampaikan apa yang dirasakan.

Semua luapan emosi seketika muncul. Ada yang marah, menangis, bahkan saling berdebat. Rendi-lah yang kemudian menenangkan, menyemangati, dan menyatukan semangat mereka agar tetap berfokus membela Persebaya.

Inisiatif Rendi itu disambut manajemen. Seluruh elemen tim pun berkumpul. Mencari solusi untuk memunculkan semangat baru. Dari situ lahirlah tagline #KitaPersebaya.

”Yang berarti Persebaya bukan hanya pemain, tapi juga suporter dan seluruh elemen di dalamnya. Yang harus bersatu untuk sama-sama mewujudkan mimpi,” kenang Afif Kurniawan, mantan psikolog Persebaya, kepada Jawa Pos kemarin (15/4).

Arti penting Rendi bagi internal Persebaya tidak hanya berhenti di sana. Dialah penjaga utama nilai kekeluargaan yang terbangun sejak 2017. Dibantu mereka yang masih tersisa dari class of 2017 seperti Oktafianus Fernando, Rachmat Irianto, M. Syaifuddin, dan M. Hidayat.

”Misalnya, tim ini butuh apa untuk bangkit, bilang saja ke Rendi. Dia akan menciptakan hal itu dengan nilai yang sudah terjaga. Selama jadi psikolog tim hingga 2019, saya banyak terbantu dengan adanya Rendi,” ungkapnya.

Musim depan peran besar di balik layar itu hilang. Hingga berita ini selesai ditulis tadi malam, memang belum ada pengumuman resmi dari manajemen Persebaya terkait dengan Rendi. Namun, hampir pasti gelandang senior tersebut tidak akan berkostum Green Force lagi.

Bukan cuma Persebaya yang kehilangan pengabdi setianya. Arema FC juga ditinggal Hanif Sjahbandi yang mengawal lini tengah mereka sejak 2017. Bali United juga tidak bakal lagi diperkuat Wawan Hendrawan, kiper utama sekaligus mantan kapten.

Terbuka kemungkinan Ismed Sofyan yang sudah 20 tahun bermain di Persija Jakarta juga akan hengkang. Begitu pula Supardi Nasir, kapten Persib Bandung saat kali terakhir juara strata tertinggi pada 2014.

Mayoritas di antara mereka memang sudah berusia di atas 30 tahun. Secara teknis, setiap tim juga telah punya pelapis. Namun, dampak kehilangan bagi harmoni di balik layar yang mungkin akan berumur panjang.

”Bang Haji Ismed selalu membimbing pemain-pemain muda seperti saya,” ucap Ilham Rio Fahmi, penerus Ismed di posisi bek kanan Persija.

Peran sebagai senior panutan itu pula yang selama ini dijalankan Rendi. Afif mengenang, pada musim 2019, Rendi pula yang membangkitkan semangat rekan-rekannya di latihan perdana setelah kekalahan 0-4 dari sang rival klasik, Arema. ”Dia guyon dan santai, memecahkan kekakuan yang ada. Jadi, pemain muda akan berpikir kenapa harus larut dalam kesedihan, bangkit saja fokus ke depan,” paparnya.

Mantan pelatih Persebaya Iwan Setiawan juga menyebut Rendi sebagai sosok perekat dalam tim. ”Dengan ciri khasnya, dia menjaga kekompakan tim. Menjaga skuad Persebaya tetap bersatu,” katanya.

Selama lima tahun, Wawan Hendrawan juga menjadi pilar di balik berbagai kesuksesan Bali United. Kiper 39 tahun itu mencatat 144 penampilan dengan 44 kali nirgol (clean sheet) dan mempersembahkan dua gelar.

Namun, semuanya berakhir pada musim yang baru berlalu. Meski sebenarnya Bali United sudah menawarkan perpanjangan kontrak, dia memilih hengkang. ”Saya mempertimbangkan untuk memulai tantangan baru,” kata kiper kelahiran Brebes, Jawa Tengah, 39 tahun silam, tersebut.

Kini, sepeninggal Wawan, Bali memang sudah memiliki Nadeo Argawinata yang masih muda dan secara teknis setara. Namun, Nadeo masih harus diuji lagi terkait dengan kepemimpinan. Juga, sampai berapa lama bisa bertahan di klub yang dengan kekuatan finansial mereka bisa mendatangkan bintang mana saja yang dimaui.

Related posts