BabatPost.com-Saham Persik Kediri awalnya dimiliki Wilkes bersaudara dan Abdul Hakim Bafagih. Namun, di tengah perhelatan Liga 1 musim 2021–2022, PT Astra Asia Global (AAG) mengambil alih saham mayoritas Persik. Di bawah kendali PT AAG, Macan Putih –julukan Persik– akan diubah menjadi klub yang lebih modern.
—Taufiq Ardyansyah, Jakarta—
Langkah Macan Putih di sebelas pertandingan awal Liga 1 musim 2021–2022 sangat buruk. Dalam sebelas laga tersebut, Persik hanya bisa meraih dua kemenangan. Lalu, sembilan pertandingan lain berakhir dengan lima kekalahan dan empat hasil imbang.
Performa Persik mulai menanjak saat PT AAG mengakuisisi saham klub. Perubahan pertama dilakukan dengan mendapuk Javier Roca sebagai head coach. Langkah itu berbuah positif. Macan Putih yang sempat tertatih-tatih akhirnya bisa menutup kompetisi di urutan kesebelas klasemen akhir.
Perubahan musim lalu tersebut merupakan langkah permulaan Persik bersama PT AAG. Perusahaan yang didirikan Arthur Irawan tersebut masih memiliki segudang rencana untuk memajukan Persik.
General Manager PT AAG Jerry Ranti menerangkan, salah satu rencana yang akan diwujudkan adalah merenovasi Stadion Brawijaya, Kediri. Menurut Jerry, home base Persik tersebut kurang layak untuk menggelar pertandingan.
”Persik saat ini berkiprah di kompetisi profesional. Karena itu, Persik harus punya tempat yang terbaik. Kami akan merenovasi Stadion Brawijaya. Dengan ini, kami berharap prestasi Persik bisa kembali meroket,” tuturnya.
Jerry menambahkan, selain merenovasi Stadion Brawijaya, PT AAG akan membangun training ground dan stadion baru untuk Persik.
”Tahun ini kami mencari tempat terbaik untuk training ground. Lalu, untuk stadion, kami masih dalam tahap perencanaan yang layak. Kami mau berproses step-by-step. Target kami, dalam kurun waktu sebelum lima tahun, Persik sudah punya stadion sendiri,” tegas Jerry.
Ada banyak alasan PT AAG sangat antusias mentransformasi Persik menjadi klub yang lebih modern.
Jerry mengungkapkan, Macan Putih merupakan klub dengan sejarah panjang di pentas sepak bola Indonesia. Persik pernah dua kali menjuarai Liga Indonesia. Tepatnya pada musim 2003 dan 2006.
Tim dengan warna kebesaran ungu tersebut juga pernah berkiprah di Liga Champions Asia pada musim 2004 dan 2007. Sayang, perjalanan Persik di jagat sepak bola Indonesia sempat meredup.
Persik bahkan pernah turun kasta ke Liga 3 hingga akhirnya promosi ke Liga 2 setelah menjuarai Liga 3 pada musim 2018. Lalu, setahun berselang, Macan Putih berhasil menjuarai Liga 2 dan kembali berkiprah di kompetisi kasta tertinggi hingga sekarang.
”Histori panjang yang dimiliki Persik menjadi alasan kami masuk. Kami ingin Persik berada di Liga 1 dalam kurun waktu yang panjang,” ucap Jerry.
Direktur Utama Persik Rawindra Ditya sudah menyiapkan strategi agar timnya bisa berumur panjang di kompetisi kasta tertinggi. Saat ini, dalam urusan teknis, fokusnya adalah memperbaiki peringkat pada kompetisi musim depan.
Jika musim lalu finis di urutan kesebelas, Rawindra berharap timnya tahun depan bisa bersaing di posisi tujuh besar.
Untuk merealisasikan target itu, manajemen Persik tidak terlalu banyak melakukan bongkar pasang skuad. ”Skuad musim lalu yang dipertahankan ada sekitar 70 persen. Fondasi musim lalu sudah kuat. Kami optimistis tim bisa lebih baik musim depan,” terangnya.
Rawindra juga tidak khawatir kehilangan top scorer tim Youssef Ezzejjari yang berganti kostum Bhayangkara FC. Persik sudah mengantongi striker asing baru yang kualitasnya berada di atas Ezzejjari.
”Ezzejjari pergi karena dua hal. Pertama, kontraknya habis. Kedua, alasan skema permainan. Pelatih punya game plan untuk mendatangkan striker yang lebih baik dari Ezzejjari. Kami coba mengeksplorasi opsi itu,” beber Rawindra.