Selain Teknik, Kemampuan Enea Bastianini Mirip Tiga Pembalap Ini

Enea Bastianini berhasil memenangi balapan kedua dari empat yang sudah digelar di Kejuaraan Dunia MotoGP 2022.

Kemenangan pembalap Gresini Racing tersebut pada MotoGP Amerika di Circuit of The Americas (COTA), Austin, Texas, Amerika Serikat, Minggu (10/4/2022) lalu, makin mengukuhkannya sebagai salah satu favorit juara dunia kelas premier tahun ini.

Podium utama tersebut menjadi kemenangan kedua Bastianini di kategori MotoGP setelah sebelumnya sukses di Sirkuit Lusail, Qatar, balapan pertama musim ini.

Sukses di COTA juga menjadi kemenangan pertama Ducati sejak MotoGP menyambangi sirkuit sepanjang 5,5 km itu pada 2013. Hebatnya, Bastianini bukan pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo dan menguasai COTA di atas Ducati Desmosedici GP21, motor musim lalu.  

Kemenangan di COTA membuat Bastianini kini kembali memimpin klasemen MotoGP dengan 61 poin, unggul hanya lima angka dari Alex Rins (Suzuki Ecstar) di peringkat kedua dan 11 poin atas Aleix Espargaro (Aprilia Racing) di posisi ketiga.

Berita Terkait :  Dokter bedah Marquez menjelaskan keputusan untuk mencegahnya balapan di MotoGP GP Spanyol

Sukses pembalap asal Rimini, Italia, tersebut memang tidak lepas dari peran kepala mekanik Alberto Giribuola. Mantan crew chief Andrea Dovizioso saat di tim pabrikan Ducati itu sudah mendampingi Bastianini sejak musim pertamanya di MotoGP, tahun 2021 lalu.

Kerja sama Bastianini dengan Giribuola ini memang luar biasa. Mereka selalu memperhitungkan hal-hal detail plus semua kondisi dan kemungkinan yang bisa terjadi saat balapan. Tidak jarang keduanya membahas hal-hal teknis ini di atas meja.

Kemampuan menaikkan kecepatan di sepertiga akhir balapan, menjadi salah satu kekuatan Bastianini. La Bestia (The Bestia), julukan Bastianini, sudah mulai melakukan ini sejak 2021 lalu.

Dengan teknik ini, pembalap berusia 24 tahun itu mampu menciptakan strategi penyelesaian balapan, yang tidak mampu diantisipasi para rivalnya.

Berita Terkait :  MotoGP 2021 seperti Musim Rookie bagi Brad Binder

“Anda bisa melihat cara Bastianini mengendalikan motor yang tampak tidak perlu banyak usaha maupun tenaga. Ia selalu mampu mampu memposisikan motor sangat center dan hanya bergerak sedikit,” ucap Jack Miller (Ducati Lenovo) yang finis P3 di COTA.

“Bastianini juga tidak terlalu membebani kinerja ban belakang, saat membuka gas, utamanya setelah tikungan. Padahal ini masih menjadi masalah terbesar saya,” kata Miller seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.

Manajer Bastianini, Carlo Pernat (kiri, kemeja putih pada foto utama), menyebut bila pembalapnya itu memang memiliki kemampuan teknis di atas rata-rata.

“Bastianini memiliki ketenangan Dovizioso, bakat mirip (Andrea) Iannone, dan gaya balap yang bersih seperti (Jorge) Lorenzo. Tetapi, saya lihat ia lebih solid daripada Lorenzo,” tutur Pernat tentang pembalapnya yang juga juara dunia Moto2 2020 itu.

Berita Terkait :  GP Prancis Di Le Mans Cetak Rekor Kehadiran Baru

Dengan koleksi 61 poin dari empat balapan, Enea Bastianini kini unggul hingga 38 poin atas Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), pembalap tim pabrikan yang belum lama di memperpanjang kontrak sampai akhir MotoGP 2024.

Dengan kontrak yang akan habis pada akhir 2022, Enea Bastianini akan berusaha keras merebut gelar juara dunia, atau minimal menorehkan sejumlah kemenangan lagi maupun finis podium.

Pernat sebagai manajer menjelaskan bila target Bastianini jelas merebut posisi di tim pabrikan Ducati dengan mendampingi Bagnaia untuk MotoGP 2023.

Salah satu rival berat Bastianini untuk target ini tak lain Jorge Martin (Pramac Racing), peraih pole MotoGP Amerika namun akhirnya finis P8. Tetapi dengan hasil di Austin, Martin kini berada di posisi ke-10 klasemen atau dua tingkat di atas Bagnaia.

 

Related posts