Samsul Arif Munip Adalah Pengecualian

Jawapos TV

BabatPost.com-Selalu ada pengecualian-pengecualian dalam segala hal. Termasuk di dunia sepak bola. Sudah lumrahnya, ketika menginjak usia kisaran 35 tahun, kebanyakan pemain performanya menurun. Lalu, gantung sepatu. Apalagi mereka yang berposisi sebagai penyerang. Tapi, ada yang masih on fire di usia-usia ’’senja’’ bagi pesepak bola itu.

Tidak banyak. Di sepak bola Jepang, kita mengenal sosok Kazuyoshi Miura. Atau yang dikenal dengan King Kazu. Saat ini dia masih aktif bermain di usianya yang ke-55 tahun. Sekarang King Kazu bermain di kasta keempat Liga Jepang bersama Suzuka Point Getters.

Read More

Pemain yang pernah merumput bersama tim Italia, Genoa, itu dikontrak hingga 2023. Di belahan dunia lainnya, tepatnya di Uruguay, ada sosok fenomenal Robert Carmona.

Pria yang lahir pada 30 April 1962 (59 tahun) itu kini masih aktif bermain bagi tim bernama Hacele Un Gol A La Vida FC. Seperti dilansir Marca, sepanjang kariernya, pemain yang pernah memperkuat klub kasta ketiga Spanyol Inter Ibiza (2017) itu sudah aktif bermain selama 45 tahun dengan 30 klub berbeda.

Berita Terkait :  BREAKING: Timnas Indonesia Batal Mengikuti Piala AFF U-23

Sekitar 2.200 pertandingan resmi dia mainkan. Luar biasa. Namanya sudah terukir di The Guinness Book of Records.

Beralih ke dalam negeri. Di sepak bolanya yang masih saja ruwet ini, ada sosok Samsul Arif Munip. Dia bisa masuk kategori ’’pengecualian’’. Dalam riuhnya bursa transfer pemain saat ini, penyerang kelahiran Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, yang sudah menapaki usia 37 tahun itu masih menjadi rebutan banyak klub. Baik klub Liga 1 maupun Liga 2.

Setidaknya ada enam klub yang berebut mendapatkan tanda tangan Samsul. Dari Jawa dan luar Jawa. Di antaranya adalah ’’klub-klub sultan’’. Nilai tawaran yang diberikan pun menggiurkan. Bikin ’’ngiler’’.

Itu tentu saja efek dari performa apiknya di BRI Liga 1 2021–2022 lalu. Tercatat sebagai penyerang lokal (bukan naturalisasi) tertua di Liga 1, Samsul masih bisa mencetak 11 gol untuk Persebaya. Menjadi striker lokal paling moncer.

Namanya kemudian masuk dalam daftar barisan Best XI BRI Liga 1 2021–2022. Tak sekali ini saja pemain yang pernah mengantarkan Persibo Bojonegoro juara Divisi 1 itu mencetak gol dua digit dalam satu musim ketika usianya tak lagi muda. Pada 2018, Samsul membukukan 14 gol bersama Barito Putera. Pada 2017, 17 gol dia gelontorkan ke gawang lawan ketika berkostum Persela Lamongan.

Berita Terkait :  Sumbangkan Dua Pemain Kunci ke Timnas, PSIS Minta Tunda Kompetisi

Ada beberapa faktor yang membuat Samsul layak masuk kategori ’’pengecualian’’. Selain terbukti masih nggacor di usianya yang tak lagi muda, ada fakta-fakta menarik lainnya terkait Samsul.

Pemain yang punya selebrasi khas melet (menjulurkan lidah) ini adalah pesepak bola natural. Otodidak. Dia sama sekali tidak pernah belajar sepak bola di sekolah sepak bola (SSB) atau akademi layaknya pesepak bola zaman kiwari.

Samsul mulai belajar nendang bola di usia 5 tahun dengan bola plastik hasil patungan di jalanan kampung. Di tanah-tanah lapang seadanya. Dan, dia baru memiliki sepatu sepak bola sendiri ketika SMA. Samsul yang pernah memperkuat delapan tim berbeda mengaku belajar tendangan salto yang di liga kerap menjadi gol di pinggir kali.

Lalu, apa rahasianya yang membuat Samsul Arif bisa menjelma menjadi pesepak bola top di kemudian hari? Ini resep yang harus di-copy oleh para pemula dan pemain-pemain muda. Apa itu? Kemauan keras dan disiplin!

Berita Terkait :  Menang Tipis, The Guardian Kudeta Singo Edan dari Puncak Klasemen

Karena sejak kecil sudah bercita-cita menjadi pesepak bola profesional, sejak itu pula pemain yang pernah membawa Persela menjadi juara Piala Gubernur itu mengatur pola hidup sedemikian sehatnya.

Sejak remaja, selain terus berlatih keras dan mengonsumsi makanan bergizi, Samsul ’’mengharamkan’’ begadang. Bisa dipastikan, pukul 21.00 dia sudah beringsut ke kamar tidur. ’’Kewajiban’’ itu berlanjut hingga sekarang.

Pemain yang memulai kiprahnya bersama Persikaba Blora pada 2004 itu juga tidak menyentuh alkohol dan rokok. Pemain yang punya caps 17 kali bersama timnas tersebut bahkan alergi dengan asap rokok.

Gaya hidup serupa dilakukan oleh Robert Carmona yang bulan depan akan berusia 60 tahun. Jika Carmona bilang, ’’I’m a chosen one, a living legend. I became the oldest active player in the world and I’ll keep going. I feel like a 25-year-old. Retirement isn’t on my mind. I want my career to be a message to people. You only get one life and we have to show we can live better, have a quality life. Carmona’s going nowhere!”

Samsul Arif menegaskan, ’’Selagi otak dan kaki saya masih sinkron, saya akan terus bermain sepak bola.’’ (*)

Related posts