Bangun Kepercayaan Diri, Marc Marquez Ogah Berpikir Kemungkinan Jatuh

Marc Marquez menolak memikirkan hal-hal negatif termasuk kemungkinan jatuh lagi di MotoGP Amerika Serikat, Circuit of the Americas (COTA), akhir pekan ini.

Setelah jatuh dengan brutal saat Warm Up MotoGP Indonesia, pembalap Repsol Honda tersebut mengalami diplopia kembali. Ia absen pada seri Argentina dan diprediksi baru bisa kembali beraksi saat lomba digelar di Eropa.

Setelah mengunggah foto proses latihan untuk pemulihan termasuk menunggangi CBR600RR, beberapa hari kemudian ia terbang ke Amerika Serikat. Hal ini tak pelak menimbulkan kecemasan pada para penggemarnya.

Bagaimana kalau Marquez jatuh lagi? Apa yang terjadi kalau juara dunia MotoGP enam kali jika mengalami crash?

Hal itu tidak merisaukan baginya. Pembalap 29 tahun tersebut ingin fokus pada tujuannya berlaga dan kalau bisa menambah koleksi kemenangan.

Tak bisa dipungkiri Austin punya kesan khusus untuk Marquez. Sebab, kemenangan perdananya dalam MotoGP ditorehkan di sana. Selain itu, ia sudah menginjak podium tertinggi sebanyak tujuh kali di sana.

Sejam sebelum menemui tim medis untuk mendapat sertifikat khusus dari dokter mata, pembalap Spanyol itu menjelaskan,”Setelah Mandalika, itu adalah pekan yang berat. Tapi untungnya, pemulihan cedera mata ini berjalan dengan cepat. Saya bahkan nyaris tampil di Argentina.

“Namun, saya dan dokter memutuskan tidak ambil risiko. Akhir pekan di Indonesia adalah salah satu yang terburuk dalam hidup saya, dengan banyak kecelakaan.”

Beberapa hari setelah kecelakaan, kakak pembalap LCR Honda, Alex Marquez, itu diminta bersantai di rumah saja. Kondisi itu tentu membuat mentalnya terpuruk.

Marquez mengisyaratkan sedang memompa mentalnya agar tidak jatuh setelah beragam kesulitan yang dialami beberapa pekan terakhir.

“Menang di sini masih mungkin, tapi itu bukan cara saya menatap akhir pekan ini karena saya tidak hadir di sini dalam performa terbaik. Jadi sebelum itu, saya harus mendapatkan kepercayaan diri kembali,” tuturnya.

“Cedera ini sangat sulit. Dua pekan lalu, saya bahkan tidak punya motivasi latihan. Saya juga tidak ingin datang kemari.

“Tapi, orang-orang di sekitar saya, adik saya, sangat membantu untuk kembali ke sasana. Saya berada di sini karena gairah untuk melaju lebih besar daripada penderitaan. Saya di sini untuk balapan, tidak berpikir apakah akan jatuh.”

Related posts