Enea Bastianini kehilangan posisi puncak klasemen MotoGP 2022 setelah kesulitan di Grand Prix Argentina. Namun, rider Gresini Racing percaya jika hierarki baru akan terbentuk dalam satu atau dua balapan lagi.
Status pemimpin MotoGP musim ini beralih dari Enea Bastianini ke Aleix Espargaro (Aprilia Racing) usai Grand Prix Argentina, yang berjalan tidak mudah bagi pembalap Italia.
Bastianini mengaku melakukan sejumlah kesalahan di Termas de Rio Hondo, dan tidak seperti biasanya ceroboh dalam upaya untuk melakukan overtaking. Ia bahkan turun empat posisi pada lap ke-16 saat mencoba melewati Luca Marini (VR46 Racing Team).
Dengan dua putaran tersisa, ia kehilangan satu detik lagi dari rekan setim Marini, Marco Bezzecchi, yang berhasil menembus top ten (finis P9) untuk pertama kalinya musim ini.
“Akhir pekan (di Argentina) adalah bencana. Saya memiliki banyak masalah dengan motor sejak awal, dan kemudian gaya saya tak cocok untuk treknya,” tutur pembalap berjuluk La Bestia tersebut.
“Saya melakukan yang maksimal, saya mencoba memulihkan posisi selama race, tetapi membuat banyak kesalahan ketika coba menyalip Luca (Marini) dan di bagian terakhir saat berusaha melewati Bezzecchi.”
Menggambarkan motor Desmosedici-nya yang tak mudah untuk dipahami, Bastianini paling menderita karena kurangnya grip dan traksi roda belakang, yang membuatnya kewalahan saat menikung.
“Feeling saya dengan motor tidak pernah sangat baik, sejak awal. Itu sedikit lebih baik (dalam Warm Up), dengan suhu lebih rendah, itu tidak terlalu buruk dan grip belakang membaik lap demi lap, tetapi saat balapan itu berubah,” ungkap La Bestia.
“Ketika saya melihat data dan juga dari apa yang saya lihat di trek, masalah saya dibandingkan pengguna Ducati lainnya adalah grip belakang. Saya banyak berputar keluar dari tikungan dan tidak bisa menekan gas lebih keras.”
Bastianini juga merasa keterlambatan kargo yang secara khusus berdampak pada timnya mungkin telah membebani kinerjanya pada hari Sabtu, yang membuatnya hanya bisa mengamankan posisi ke-12 dalam kualifikasi dan akhirnya finis P10 dalam race.
“Kami membuat banyak kesalahan, tetapi itu normal, karena mereka lelah dan itu akhir pekan yang sangat rumit bagi kami. Saya berharap hal tersebut bisa lebih baik di Austin (GP Amerika),” ucap sang pembalap.
Enea Bastianini, yang menang di Qatar, tetap memimpin klasemen setalah GP Indonesia walau finis ke-11 dalam wet race di Sirkuit Mandalika. Di Argentina, ia finis ke-10. Ini membuat raihan poinnya mampu dilewati Aleix Espargaro.
Rider Aprilia itu sekarang memiliki 45 poin setelah merengkuh kemenangan bersejarah di Argentina. Sementara Bastianini merosot ke peringkat ketiga dengan total 36 angka. Posisi kedua ditempati Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing) yang punya 38 poin.
“Tiga balapan ini sangat berbeda satu sama lain. Bagi kami, balapan pertama di Qatar sangat bagus. Kami cepat sejak awal. Kami juga kencang di Mandalika, kami kompetitif di lintasan kering dan menjalani balapan yang bagus, tetapi hasil akhirnya berbeda karena banyak air (di trek),” tutur Bastianini.
“Argentina adalah akhir pekan pertama di mana kami mengalami banyak masalah. Saya pikir kejuaraan ini belum memperlihatkan persaingan secara benar-benar nyata, ada banyak perubahan dan saat ini tidak ada pemimpin sejati.
“Saya merasa kami baru akan memiliki gambaran yang jelas ketika kami sampai di Eropa, tetapi juga mungkin dari Austin, yang merupakan trek berbeda.”