Tatap MotoGP Amerika, Pol Espargaro Harap Honda Bangkit

Pembalap Repsol Honda Pol Espargaro harus mengendarai RC213V melampaui batas saat bersaing masuk posisi tiga besar di Argentina dan akhirnya crash. Namun ia lebih optimistis menatap GP Amerika.

Prototipe baru RC213V membuat kesan yang jauh lebih baik selama tes musim dingin, ini membuat kubu Honda memiliki harapan besar menghadapi MotoGP musim 2022.

Pol Espargaro memulai dengan baik, menyelesaikan balapan pembuka, Grand Prix Qatar, di posisi ketiga. Tetapi setelah itu semuanya seperti tidak berjalan sesuai rencana untuk sang pembalap.

Ia kesulitan dalam wet race di Mandalika (GP Indonesia) dan mengalami insiden di Termas de Rio Hondo (GP Argentina). Alhasil, Espargaro kini ada di posisi 10 klasemen.

Yang lebih menyedihkan, Honda terlempar ke peringkat terakhir dalam tabel konstruktor. Pabrikan Hamamatsu itu tertinggal 11 poin dari rival terdekatnya, Yamaha.

“Tentu saja mengecewakan, saya minta maaf kepada tim. Kami tidak cukup cepat akhir pekan lalu, tetapi bahkan dengan motor yang tak perfek kami baik-baik saja dalam balapan,” katanya dilansir Speedweek.

“Saya pikir kami bisa finis di P5. Itu tidak akan terlalu buruk mengingat kondisi yang kami hadapi. Motor tidak bekerja seperti saat tes, kami punya cukup banyak masalah dengan grip belakang.

Berita Terkait :  Dani Pedrosa Tegaskan Marc Marquez Masih Pembalap Terbaik

“Sebenarnya sudah lebih bagus dibandingkan di Indonesia, namun demikian saya tak bisa menyelesaikan balapan. Saya mencoba untuk mengejar Alex Rins dengan rem sepanjang waktu dan berakhir di gravel.”

Espargaro menjelaskan bahwa crash yang dialaminya merupakan akibat dari beberapa masalah, termasuk grip. Hal tersebut membuatnya terpaksa menekan rem lebih telat.

“Ya, saya sedikit kalah dari Alex (Rins) dalam akselerasi dan Anda harus mengatur waktu di suatu tempat. Jadi saya mengerem sedikit lebih lambat setiap lap karena saya punya lebih sedikit bahan bakar,” ucapnya.

Berita Terkait :  Bintang MotoGP Lorenzo tertarik pada tamasya DTM setelah beralih balap mobil

“Dan saya juga spinning lebih banyak dibandingkan dia sehingga saya harus mengerem telat dan makin telat. Ketika saya masih di lap 13 menuju 14, saya tahu akan sulit menyelesaikan balapan. Tetapi saya terus mencoba sampai berakhir seperti itu (crash).”

Lalu, apakah ada aspek positif yang bisa diambil oleh pembalap 30 tahun asal Spanyol tersebut dari race di Argentina? Bagaimanapun, Espargaro memperlihatkan RC213V mampu bersaing untuk podium.

“Ya, hal baiknya adalah itu kondisi terburuk yang akan saya hadapi tahun ini. Tidak mungkin menemukan situasi yang lebih buruk. Dan saat itu, dengan feeling terburuk saya, saya berada di lima besar,” tuturnya.

“Kecepatan ada di sana. Tetapi dengan pace bagus, kami hanya berada di urutan ke-10 dalam klasemen setelah tiga balapan. Ini tentunya menyakitkan dan mengecewakan.”

Berita Terkait :  Ini Tiga Misi Valentino Rossi di MotoGP 2018

Pol Espargaro menyebut tentang kondisi terburuk di Argentina karena tingkat grip sangat menyulitkan, seperti yang dikonfirmasinya dengan membandingkan tim rival.

“Dibandingkan Alex (Suzuki), Aprilia atau Ducati, kami memiliki grip lebih sedikit. Di balapan itu, dengan sedikit abrasi di trek, kami tampaknya bereaksi lebih sensitif dan punya lebih banyak masalah,” tuturnya.

“Tetapi sekarang kami akan ke Texas (Amerika Serikat), di mana kami akan mendapatkan spesifikasi ban yang sama seperti di Qatar. Ini juga trek di mana ada lebih banyak riding, jadi seharusnya kami punya lebih banyak grip.

“Kami harus kembali ke paket ‘normal’ di sana dan tampil lebih baik. Jika kinerjanya lebih baik di sana, kami akan menemukan feeling bagus lagi. Tentu saja mimpi buruk bisa segera hilang,” harap Espargaro.  

Related posts