Alasan Triumph Pede Mampu Bersaing di Jajaran Elite WSSP

Aturan baru soal kapasitas mesin membuat Triumph bisa kembali ke World Supersport (WSSP) pada 2022. Mereka pun percaya diri (pede) mampu bersaing di depan.

Triumph menjadi salah satu dari dua pabrikan yang baru bergabung ke WSSP 2022 menyusul diizinkannya motor-motor di atas 600cc untuk turun di kategori pendukung World Superbike (WSBK) tersebut.

Tahun ini, pabrikan asal Inggris itu hanya menurunkan dua unit Triumph Street Triple 765 RS bersama Tim Dynavolt Triumph yang dijalankan oleh skuad PTR pimpinan Simon Buckmaster.   

Mengandalkan duet Hannes Soomer dan Stefano Manzi, Triumph optimistis mampu ikut meramaikan persaingan di posisi depan WSSP 2022. Kepercayaan diri itu bukan tanpa alasan.

Triumph sudah ambil bagian dalam 282 race WSSP dengan terakhir mereka lakoni pada 2018. Total, mereka mampu merebut tujuh podium yang semuanya posisi ketiga. Empat di antaranya dibuat Chaz Davies pada 2010 sementara podium terakhir dibuat Alex Baldolini pada 2022.

Salah satu alasan mengapa Triumph yakin mampu bersaing di WSSP adalah karena mereka akan turun dengan mesin tiga-silinder 765cc yang identik dengan mesin-mesin yang dipakai pada Kejuaraan Dunia Moto2. Triumph pun berharap segera merebut finis podium dan berupaya merebut kemenangan pertamanya di WSSP.

Berita Terkait :  Tiga Ubahan Teknis Penting Honda pada CBR1000RR-R

Meskipun Triumph Street Triple RS baru kali pertama turun di WSSP pada tahun ini, tim PTR sudah memiliki pengalaman dengan motor ini di Kejuaraan Supersport Inggris pada 2021 lalu.

Saat itu, Triumph Street Triple RS digeber Kyle Smith, Brandon Paasch, dan Danny Webb. Keberhasilan Smith dan Paasch menembus 10 besar klasemen akhir membuktikan bila Street Triple RS memiliki potensi. Meskipun baru di level nasional.

Dengan pengalaman turun setahun di Supersport Inggris plus pembalap sekelas Soomer dan Manzi, Simon Buckmaster selaku Manajer Tim Dynavolt Triumph berharap mampu membawa Triumph kembali ke level dunia.

“Saya berharap kami mampu bersaing di depan sejak putaran pertama. Kami sudah menurunkan motor ini setahun. Mesinnya persis seperti Moto2. Kami lihat mesin ini tidak memiliki masalah tahun lalu di Supersport Inggris,” kata Buckmaster seperti dikutip laman worldsbk.com.

“Kami memiliki pembalap yang benar-benar bagus. Karenanya, tidak ada alasan mengapa kami tidak mampu bersaing di depan mulai balapan pertama nanti,” ucap Buckmaster mengacu putaran pertama WSSP di Aragon, Spanyol, akhir pekan nanti (8-10/4/2022).

Soomer memiliki banyak pengalaman di WSSP yang diikutinya sejak 2015. Namun, selama ini pembalap asal Estonia tersebut hanya menggeber Yamaha dan Honda.  

Berita Terkait :  Toprak Razgatlioglu Tak Ubah Pendekatan dengan YZF-R1 Baru

Di sisi lain, 2022 akan menjadi musim perdana Manzi di WSSP. Tetapi, pembalap asal Italia itu sudah biasa menggeber mesin Triumph 765cc di Moto2 dalam tiga tahun terakhir.

“Saya sudah tahunan terlibat di WSSP. Saya kira, mereka line-up terbaik kami setelah Sam Lowes dan Jules Cluzel. Manzi dan Soomer tipe pembalap yang mampu bersaing di depan,” tutur Buckmaster.

Kendati begitu, Buckmaster juga tahu benar bila di WSSP banyak pembalap bagus yang sudah kenyang pengalaman. Sebut saja Cluzel (GMT94 Yamaha) dan tentu saja sang juara bertahan Dominique Aegerter (Ten Kate Racing Yamaha).

Jangan anggap remeh juga para pendatang baru seperti Lorenzo Baldassarri (Evan Bros. WorldSSP Yamaha Team) dan Nicolo Bulega (Aruba.it Racing WorldSSP Team) yang menggeber Ducati Panigale V2.

Hasil tes pendukung WSSP selama dua hari di MotorLand Aragon, sudah menjadi indikator awal bakal sengitnya persaingan di WSSP. Soomer sempat menempati P1 pada sesi pagi hari pertama, Senin (4/4/2022) lalu.

Namun, pada akhir tes, Selasa (5/4/2022), ia terpuruk di P16 dengan gap hingga 1,540 detik dari Cluzel yang menjadi pembalap tercepat. Manzi sedikit lebih baik dengan berada di P13 dengan gap 1,150 detik dari Cluzel.

Berita Terkait :  Razgatlioglu dan Rea Favorit, BMW dan Honda Sulit Ditebak

Soomer yang sudah mengantongi tiga finis podium di WSSP berharap bisa menambah torehannya bersama pabrikan baru ini. Menurutnya, Triumph Street Triple RS adalah motor spesial yang sangat berbeda dengan motor-motor sebelumnya yang bermesin empat silinder.

“Meskipun agak kaget pada lap-lap awal, saya rasa motor ini memiliki potensi besar. Tim ini juga bagus dan motor mempunyai kemampuan untuk kompetitif. Saya tidak tahu kapan kami akan mampu berada di sana (di depan). Tetapi saya yakin kami mampu,” kata Soomer.

Sementara itu, Manzi yang baru kali pertama merasakan Treet Triple RS di Aragon setelah mengalami cedera bahu saat berlatih, mengakui pengalamannya turun di Moto2 dengan mesin serupa, sangat berguna kali ini.

“Saya merasa baik-baik saja di atas motor. Mesinnya sama dengan Moto2 yang saya kendarai tiga tahun terakhir. Feeling agak berbeda tetapi secara umum sama. Sasis juga tidak buruk,” tutur Manzi.

“Yang pasti, turun dengan mesin ini jauh lebih membantu daripada menggeber mesin berbeda. Memang, ada sedikit perbedaan dari sisi riding style. Tetapi, secara umum saya senang dengan motor ini.”

 

Related posts