BabatPost.com — Deddy Corbuzier sempat memiliki program di salah satu stasiun televisi yang cukup inspiratif. Sayangnya program tersebut harus bungkus karena secara rating dan share dinilai tidak menggembirakan.
Gara-gara hal tersebut, Deddy Corbuzier mengaku capek tampil di acara televisi. Karena program program yang disuguhkan dirasa kurang memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan para penonton. Yang membuat Deddy cukup kecewa, rating dan share televisi hanya diwakili oleh satu lembaga saja tanpa ada ada data pembanding.
“Saya udah capek dengar kata… Penontonnya gak suka kalau artis nya gak goyang goyang atau gosip… Tambahin gimmick… Kok kaya mengatakan penonton kita bodoh semua ya… Penonton nya SUKA DAN ADA…. Tempat nya pindah. Dan penonton jadi bodoh krn tidak ada pilihan tontonan,” tulis Deddy Corbuzier di Instagram.
“Saya tidak anti TV… Mau dan masih mau balik ke TV.. Kalau acara nya bisa saya banggakan ke anak cucu saya. Itu aja kunci nya… Bayangkan kalau semua TV. Semua channel berlomba membuat acara yg baik… Indonesia berubah,” imbuhnya.
Deddy Corbuzier mengungkapkan hal tersebut setelah kini muncul platform YouTube yang memberikan data secara transparan berapa jumlah viewers dan data data penting lainnya. Yang hal itu, katanya, tidak mungkin dapat diakses oleh talent yang memperkuat acara televisi.
“Dulu Kita tidak pernah tahu apakah acara kita di TV di tonton orang atau tidak… Bagus atau tidak…kalian suka atau tidak.. Kecuali berdasarkan nilai rating dan sharing yang kita juga dengar dari orang orang yang punya data nya…. Hm… Data.. Dan tahu kah kalian data itu hanya di keluarkan oleh satu lembaga… Jadi kalau mrk bilang jelek…. Ya loe ngangguk ngangguk aja. Kalau rating dan share loe jelek… Ya Bungkus acara Tv loe…,” katanya.
Deddy Corbuzier membuktikan sendiri program yang dinilai membawa manfaat bagi banyak orang sudah terbukti diminati oleh orang orang lewat konten YouTubenya. Dia pun tidak sepenuhnya setuju konten yang inspiratif dan positif di televisi tidak ada penontonnya.
“Beda kini dgn disrupsi yang ada.. Kita semua.. Kalian… Semua… Bisa berkarya tanpa batas… Jelek? Buat lagi!! Bagus? Bagusin lagi.. Resiko nya hanya asimetris… Waktu.. Sabar… Capek… Modal? Punya Hp punya konten artinya,” katanya.