Ada Dua Sebab Mengapa Paul Munster Hengkang dari Bhayangkara FC

Ada Dua Sebab Mengapa Paul Munster Hengkang dari Bhayangkara FC

BabatPost.com-Paul Munster menangani Bhayangkara FC sejak Liga 1 musim 2019. Dua musim ditangani Munster, The Guardian –julukan Bhayangkara FC– selalu bisa bersaing di papan atas.

Pada musim pertamanya di Indonesia, mantan pelatih tim nasional Vanuatu itu sukses membawa Bhayangkara FC finis di urutan ketiga. Mereka saat itu mengoleksi 53 poin. Lalu, pada musim 2021–2022, Paul membawa The Guardian berada di posisi ketiga klasemen akhir dengan 66 poin.

Read More

Kinerja Paul sebenarnya terbilang bagus. Namun, mantan direktur teknik Minerva Punjab itu dipastikan tidak lagi menukangi Bhayangkara FC musim depan. Ada dua alasan.

Pertama, kontrak Paul bersama Bhayangkara FC berakhir seiring dengan selesainya Liga 1 musim 2021–2022. ”Kontrak Paul sudah selesai akhir Maret,” tutur Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC Kombespol Sumardji kepada Jawa Pos kemarin (1/4).

Alasan kedua, Bhayangkara FC ingin melakukan penyegaran di kursi kepelatihan. Mantan Kapolresta Sidoarjo itu mengungkapkan, musim depan The Guardian bakal menggunakan pelatih lokal.

”Berdasar hasil rapat manajemen, Bhayangkara FC musim depan akan memakai jasa pelatih lokal,” tegas mantan Kasubdit Registrasi dan Identifikasi Ditlantas Polda Metro Jaya tersebut.

Ini bukan kali pertama Bhayangkara FC dilatih pelatih lokal. Langkah itu pernah dilakukan pada kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Tepatnya saat klub tersebut masih memakai nama Bhayangkara Surabaya United. Saat itu Bhayangkara Surabaya United diarsiteki Ibnu Grahan.

Bhayangkara FC baru menggunakan jasa pelatih lokal pada Liga 1 musim 2017. Saat itu Bhayangkara FC memercayakan kursi head coach kepada Simon McMenemy. Baru semusim melatih klub tersebut, Simon langsung memberikan gelar juara Liga 1.

Kali ini, Bhayangkara FC mengambil langkah untuk kembali memakai pelatih lokal. Sumardji menjelaskan, langkah itu dilakukan untuk memperlancar komunikasi dengan para pemain.

Sebab, jika menggunakan pelatih asing, komunikasi dengan pemain harus dibantu penerjemah. ”Jika pelatih dapat langsung berbicara dengan bahasa yang sama dengan para pemain, komunikasi menjadi lebih lancar,” tegas Sumardji.

Pria yang saat ini menjabat Dirlantas Polda Bengkulu itu sudah mengantongi identitas calon pelatih baru Bhayangkara FC. Namun, Sumardji belum mau membuka identitasnya. Dia hanya menyebutkan clue calon pelatih Bhayangkara FC. Dia adalah sosok yang menjadi head coach pada Liga 1 musim 2021–2022.

Jawa Pos lalu mencoba untuk menyebutkan empat pelatih lokal yang musim lalu menjadi head coach klub Liga 1. Yaitu, Fakhri Husaini (Borneo FC), Liestiadi (Persikabo 1973), Widodo C. Putro (Persita Tangerang), dan I Putu Gede Swisantoso (PSS Sleman). ”Ya, calon pelatih baru kami adalah satu di antara empat nama itu,” ungkap Sumardji.

Related posts