Penjelasan Bos Dorna soal Keterlambatan Logistik MotoGP Argentina

CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta memberikan penjelasan mengenai penangguhan mendadak Grand Prix Argentina, yang membuat sesi hari Jumat ditiadakan, akibat keterlambatan logistik.

Latihan bebas GP Argentina hari Jumat (1/4/2022) di Autodromo Termas de Rio Hondo dibatalkan karena keterlambatan salah satu pesawat yang membawa logistik tim dari Lombok ke Tucuman.

Carmelo Ezpeleta memaparkan jika satu dari lima penerbangan mengalami masalah di Mombasa, Kenya. Dan keputusan mengirim pesawat yang sudah tiba di Termas untuk kembali ke Lombok juga terkendala.

“Satu dari lima penerbangan bermasalah di Mombasa dan kami putuskan mengirim salah satu pesawat yang sudah tiba di Termas, kembali ke Lombok, sayangnya itu mengalami masalah lagi di Kenya,” ujar Ezpeleta dalam konferensi pers luar biasa pada Kamis (31/3/2022).

“Pada prinsipnya seharusnya tiba kemarin (Rabu), tetapi masalahnya lebih serius dari perkiraan. Kami telah meminta dua suku cadang untuk memperbaikinya. Jika berjalan lancar, secara teori penerbangan akan tiba tepat waktu guna memenuhi jadwal baru hari Sabtu.”

Namun, pesawat cadangan yang dikirim masih ada di Mombasa, Kenya, dan harus diperbaiki, kemudian diterbangkan ke Lombok, diisi muatan kargo MotoGP yang tersisa dan membawanya kembali ke Termas.

“Kami akan memiliki informasi dan jika penerbangan lepas landas pada waktu yang dijadwalkan, semua seharusnya baik-baik saja,” kata Ezpelega, tak menjamin pesawat tiba tepat waktu untuk GP Argentina.

“Kami belajar banyak dengan pengalaman 30 tahun tentang jenis penerbangan ini, banyak dari pesawat dari perusahaan Rusia, 20%, dan kini tidak dapat dikontrak karena perang. Masalahnya, tak ada lagi yang tersedia, kami hanya bisa tunggu perbaikan yang ada di Mombasa.”

Penangguhan satu hari penuh balapan Grand Prix Argentina membuka peluang bagi Dorna Sports untuk mempertimbangkan kembali jumlah balapan dalam satu musim di kalender MotoGP.

“Mungkin kami perlu mempertimbangkan kembali balapan yang beruntun, tetapi bukan itu masalahnya, ada jeda satu minggu di antaranya (GP Indonesia dengan GP Argentina),” Ezpeleta menuturkan.

“Ini masalah yang muncul tidak terduga, terus terang ini grand prix ke-499 yang kami selenggarakan dan untuk kali pertama kami dapat problem tersebut, bukan hal positif, tetapi ini yang pertama. Tujuannya adalah balapan di Argentina dan Austin pekan depan,” kata Ezpeleta.

Tentang sedikitnya fleksibilitas pada pesawat jenis ini. Sebenarnya, ada sekitar 140 penerbangan yang tersedia di dunia untuk kargo, namun tidak semua sesuai dengan standar yang dibutuhkan MotoGP.

“Kami membutuhkan yang khusus dan tidak mudah berpindah dari satu pesawat ke pesawat lain. Sangat disayangkan, tetapi kami terbiasa menyelesaikan masalah apa pun, kami harus terima, seperti kami juga harus menerima kondisi cuaca ketika itu terjadi,” tambahnya.

Terlepas dari masalah serius ini, Carmelo Ezpeleta tak berpikir merombak kembali kalender MotoGP di masa depan sebagai solusi. Menurutnya, mereka memiliki jadwal sesuai untuk mengakomodasi balapan.

“Akan fantastis bagi kami jika dapat mengatur kalender dengan lebih baik, tetapi dengan semua balapan yang kami miliki, sulit untuk melakukannya, kami akan melanjutkan dengan jumlah grand prix saat ini. Kami tidak berencana menguranginya. Mengatur kalender itu tidak mudah, salah satu hal yang paling sulit dalam pekerjaan kami,” jelas Ezpeleta.

Tentang tim yang terkena dampak keterlambatan, ia menegaskan bahwa semua orang harus menjalani kondisi yang sama, bahkan jika itu tidak memengaruhi secara keseluruhan. Perubahan yang dibuat tidak menguntungkan atau merugikan salah satu pihak.

Masalah lain yang diangkat adalah pemangkasan jadwal race weekend, dari tiga hari menjadi dua hari. Menurut Ezpeleta, ini bukan hal yang memunculkan masalah karena sesi balapan tidak akan terganggu.

“Balapannya hari Minggu dan tidak ada masalah jika kami memulai pada hari Jumat atau Sabtu, kami tak datang tepat waktu karena masalah penerbangan, solusinya tidak menghabiskan tiga hari,” katanya mengakhiri.

  

Related posts