Valentino Rossi mengungkapkan alasan menunda pensiun hingga akhir MotoGP 2021 dan salah satu momen menakutkan di babak akhir kariernya.
Pria 43 tahun tersebut mengira masih kompetitif. Namun, pemikirannya tidak sesuai kenyataan. Ia kalah cepat dari lawan-lawan yang jauh lebih muda.
Misi menambah titel juara sejak terakhir kali didapat pada 2009. Sementara, podium pamungkas diperoleh dalam MotoGP Andalusia 2020. Musim 2020 yang sangat terjal seharusnya jadi sinyal untuk mundur.
Namun, Rossi enggan menyerah. Ekspektasi ketika bergabung dengan Petronas Yamaha SRT adalah memperpanjang kariernya dan kembali ke papan atas. Apalagi ia diberikan motor Yamaha YZR-M1 terbaru.
Kepada Il Giornale, The Doctor mengungkapkan alasan baru pensiun pada tahun lalu, “Sejauh saya bertahan di balap motor, saya melakukannya karena saya percaya bisa terus menang dan lanjut kompetitif hingga pertengahan 2019.
“Memang benar bahwa saya bukan Valentino Rossi 10 tahun lalu, itu normal, tapi saya percaya. Sulit menerima itu, saya tidak menyerah hingga akhir.
“Namun, pada usia 40, Anda tidak punya naluri pembunuh seperti saat usia 25 tahun. Dalam hal itu, sangat berat, di satu titik dalam karier, kira-kira 10 tahun lalu, saya bertanya kepada sendiri, ‘Apakah saya tidak lagi berkendara di puncak gelombang, sebagai seorang juara dunia, atau saya hanya sekadar balapan hingga tak mampu lagi?’
“Jawabannya jelas, saya harus lanjut.”
Mantan rider Ducati tersebut terakhir merangkak ke puncak podium pada 2017. Ia mengungkapkan seharusnya dapat mengakhiri perjuangannya di MotoGP lebih cepat.
“Saya bisa saja berhenti setahun sebelumnya, akhir 2020, tapi ada Covid-19, tahun yang menyebalkan, dengan lebih dari satu balapan di sirkuit yang sama dan tanpa penonton.
“Saya katakan kepada diri sendiri, ‘Apa yang saya lakukan? Apa saya harus berhenti seperti ini? Tidak, sayang sekali, ayolah, saya akan menjalani setahun lagi.’ Bukan karena saya ingin orang-orang ada di sana untuk pesta saya, tapi karena saya ingin hengkang setelah melakoni satu musim kompetisi sebenarnya,” ia menjelaskan.
Rossi mengenang satu episode buruk di MotoGP Austria 2020. Ketika itu motor Johann Zarco dan Franco Morbidelli bertubrukan, lalu salah satu motor mengenai ayah Giulietta itu.
Peristiwa itu membuatnya lagi-lagi memikirkan kelanjutan kariernya.
“Itu membuat saya berpikir, saya sudah mengetahui itu. Namun, kala itu, saya punya bukti bahwa dalam balapan itu tak lagi diperhatikan, karena jika Anda berada di tempat yang salah, Anda hancur,” ia menuturkan.
“Momen sulit, meski itu tak lantas membuat saya berkata, ‘saya berhenti’. Pada pekan itu, saya bahkan memutuskan untuk melaju semusim lagi. Tapi memang itu insiden yang menakutkan.
“Karena motor, saya sangat ketakutan, tapi dibandingkan Zarco, yang jaraknya jauh, saya mendengar suara ketika itu hancur. Di televisi, suara itu tidak diapresiasi, kekuatan ketika motor tiba, memantul dekat dengan Maverick Vinales dan saya, sungguh mengerikan, walau motor Morbidelli sangat berbahaya bagi saya.
“Itu menabrak saya, meski saya tidak melihatnya. Rasanya seperti bayangan yang melewati saya, tapi kecepatannya saat melewati rambut sungguh sulit dipercaya. Saat itu Anda berpikir, ‘Apakah memang pantas’.
“Saya kembali ke garasi dengan ketakutan. Saya lihat mekanik saya dan salah satunya, Alex, terisak. Saya berkata kepadanya, ‘Ayolah, saya tiga atau empat meter jauhnya’. Dia menjawab, ‘Tapi motor lain? Anda lihat itu melintas?’ Saya tegaskan, ‘Apa yang lain?’ Ya, hari itu seperti wild card.”