BabatPost.com-Persela Lamongan benar-benar babak belur di BRI Liga 1 2021–2022. Tim berjuluk Laskar Joko Tingkir itu terdegradasi dan dilengkapi dengan ’’rekor’’ yang sangat tidak membanggakan. Yaitu, tak pernah menang dalam 25 pertandingan secara beruntun!
Kemarin Persela menutup laga terakhirnya di Liga 1 dengan tumbang 1-2 oleh PSIS Semarang. Pelatih karteker Persela Ragil Sudirman mengatakan, anak asuhnya sudah tidak punya daya juang. Padahal, itu menjadi laga terakhir bagi Persela di Liga 1 dalam 18 tahun.
’’Anak-anak seperti kurang semangat. Sebelum laga padahal sudah saya motivasi, saya ingatkan. Walaupun sudah degradasi, kami harus membawa poin saat pulang ke Lamongan,’’ katanya setelah laga.
Ucapan Ragil benar adanya. Dalam laga di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, itu, permainan Persela tampak loyo. Mereka kebobolan dua gol lebih dulu melalui Bahril Fahreza pada menit ke-12 dan Rachmat Hidayat (31’). Persela cuma membalas melalui eksekusi penalti Jose Wilkson (39’).
Ragil mengakui efek degradasi membuat mental anak asuhnya drop. ’’Anak-anak mentalnya sudah turun sebelum bertanding,’’ tambah pelatih asli Lamongan tersebut.
Kiper Dwi Kuswanto juga tidak menampik hal itu. Dari depan gawang, dia melihat performa rekan satu timnya tidak dalam kondisi baik.
’’Permainan kami tidak seperti biasanya. Anak-anak tidak bisa tampil bagus meski menghadapi PSIS yang banyak menurunkan pemain muda. Mental tidak ada sama sekali,’’ tutur kiper yang akrab disapa Dwikus itu.
Ragil pun meminta maaf atas apa yang diraih tim besutannya. ’’Saya selaku perwakilan pelatih meminta maaf yang sebesar-besarnya. Bahkan, di laga terakhir kami gagal membawa poin penuh,’’ katanya.
Dwikus juga tidak kalah kecewa. ’’Saya pribadi meminta maaf karena belum bisa memberikan yang terbaik bagi Persela,’’ tuturnya.
Terdegradasinya Persela turut disesali asisten pelatih PSIS Achmad Resal. Dia menganggap Persela adalah salah satu klub yang cukup ikonik di kasta teratas.
’’Semoga Persela ini bisa cepat kembali ke Liga 1. Persela ini kan tim kuat dan bagus. Saya rasa kurang pas kalau mereka harus berlaga di Liga 2,’’ terang Resal.
Padahal, dalam laga tadi malam, PSIS tampil kurang pede. Resal mengaku anak asuhnya sedang dalam mood yang buruk. Tapi, tim pelatih selalu memberikan dorongan agar tetap bisa tampil maksimal.
’’Alhamdulillah ternyata anak-anak mampu tampil sangat fight dan memenangkan laga. Penting di laga terakhir mampu ditutup dengan kemenangan,’’ pungkas Resal.