Enea Bastianini Abaikan Klasemen Setelah Kesulitan di Mandalika

Enea Bastianini mengatakan fakta bahwa ia masih memimpin klasemen MotoGP 2022 setelah Grand Prix (GP) Indonesia tidak terlalu penting. Rider Gresini Racing itu lebih mengkhawatirkan performanya dalam wet race.

Enea Bastianini memuncaki klasemen MotoGP berkat kemenangan bersejarah pada balapan pembuka musim ini, Grand Prix Qatar. Namun keunggulannya menipis setelah kesulitan di GP Indonesia.

Dalam balapan basah (wet race) di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/3/2022), La Bestia cuma finis P11. Ia masih memimpin klasemen, tetapi kini hanya unggul dua poin atas Brad Binder (Red Bull KTM).

Pengalaman Bastianini dengan prototipe MotoGP dalam kondisi hujan sangatlah minim. Ia baru dua kali  mengikuti wet race di kelas premier sebelum Grand Prix Indonesia dan keduanya flag-to-flag.

Setelah mengklaim grid start kelima, Enea Bastianini kehilangan cukup banyak posisi pada periode awal balapan yang dipangkas dari 27 menjadi 20 lap itu. Akhirnya, ia menutup lomba di urutan ke-11.

Walaupun masih memimpin klasemen MotoGP setelah dua putaran 2022, La Bestia mengatakan fakta tersebut tidak sepenting memperbaiki performanya dalam menghadapi wet race ke depannya.

“Ya, saya tidak terlalu senang dengan balapan (di Mandalika) karena saya lebih suka kondisi tetap kering. Namun, tak apa, saya memulai dengan sangat lambat dan itu membuat saya kehilangan banyak posisi,” ujar Bastianini.

“Tetapi setelah tujuh, delapan lap, saya mampu meningkatkan kecepatan dan pada akhirnya saya melaju kencang dan berhasil memulihkan beberapa posisi. Saya sempat berjuang untuk P8, tetapi (Brad) Binder melewati saya di Tikungan 2 dan setelah saya melebar.   

“Sangat tidak mungkin bertahan di tempat kedelapan. Memang, saya tetap adalah pemimpin kejuaraan, tetapi itu tak terlalu penting bagi saya (sekarang). Saya ingin balapan ke depan lebih baik jika kondisinya hujan.”

Finis ke-11 di Mandalika membuat rider 23 tahun kebangsaan Italia itu mendapat lima angka. Dengan demikian, Enea Bastianini telah mengumpulkan 30 poin dalam dua Grand Prix pertama musim 2022.

Ini raihan terkecil seorang pemimpin klasemen dalam periode yang sama sejak Wayne Gardner, kala bertarung meraih gelar pada 1987, meski perhitungannya beda. Saat itu, pemenang dapat 15 poin.

Ini juga menandai musim ketiga beruntun di mana rider tim satelit memimpin klasemen usai dua race awal. Johann Zarco (Pramac Racing) melakukannya tahun lalu dan Fabio Quartararo pada 2020 bersama Petronas SRT.

 

Related posts