Alasan dari Manajemen, Mengapa Persela sampai Terdegradasi ke Liga 2

Alasan dari Manajemen, Mengapa Persela sampai Terdegradasi ke Liga 2

BabatPost.com-Persela Lamongan harus turun ke level kedua. Suporter Persela pun turun ke jalan pada Minggu (20/3) malam. Mereka berdemonstrasi di kantor Sekretariat Persela dan rumah dinas bupati Lamongan.

Massa melakukan aksi dengan merusak kaca kantor Sekretariat Persela. Suporter juga merusak pot di halaman pendapa. Sejumlah rambu di alun-alun juga roboh. Bahkan, sebagian pendukung melemparkan flare ke dalam Pendapa Lokatantra, Lamongan, atau kediaman bupati Lamongan.

Read More

Kapolres Lamongan dan Dandim 0812 yang mendampingi manajemen Persela berusaha meredam amarah massa.

Perwakilan manajemen Persela Edy Yunan Achmadi menjelaskan, Persela mengalami masa sulit dalam mengarungi kompetisi musim ini. Mereka mengalami kesulitan permodalan. Sebab, kompetisi diadakan tanpa penonton.

Menurut dia, kompetisi pada masa pandemi dengan sistem bubble ini cukup sulit, khususnya bagi klub yang kekurangan dana. ”Kami meminta maaf. Seluruh manajemen sudah berusaha kuat untuk bisa memberikan yang terbaik bagi klub,” kata Yunan kepada Jawa Pos Radar Lamongan.

Disinggung sorotan suporter mengenai penolakan terhadap investor oleh manajemen, Yunan memastikan manajemen tidak pernah menutup komunikasi bagi investor yang ingin mengelola Persela.

Dengan catatan, Persela tetap berbasis di Lamongan. Yunan juga menegaskan bahwa tidak ada yang mencampurkan sepak bola dengan politik. Dia meminta suporter lebih selektif agar tidak dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggung jawab.

”Jangan ada yang membahas ke arah politik. Pemerintah sendiri, Persela sendiri, dan tim ini membutuhkan dukungan semua pihak,” tuturnya.

Kini kompetisi Liga 1 masih menyisakan dua pertandingan. Persela tidak bisa lagi menyalip tim di posisi ke-15 klasemen sementara. Sebelumnya, sempat muncul wacana adanya 22 klub musim depan.

Wacana itu sedikit menjadi angin segar bagi Persela untuk bisa bertahan di kasta tertinggi. Namun, hingga kini belum ada kepastian terkait dengan wacana tersebut.

”Kami tetap menyelesaikan pertandingan hingga akhir Maret. Belum ada pengumuman resmi terkait dengan itu (degradasi, Red),” ujar kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya Lamongan tersebut.

Related posts