Francesco Bagnaia Punya Banyak Pertanyaan Usai MotoGP Indonesia

Hasil mengecewakan diraih Francesco Bagnaia pada awal MotoGP 2022. Setelah DNF di Qatar, rider Ducati ini hanya mampu finis P15 dalam wet race Grand Prix Indonesia di Sirkuit Mandalika.

Dengan raihan satu poin dalam dua balapan pertama MotoGP 2022, Francesco “Pecco” Bagnaia tercecer di urutan ke-20 dalam klasemen sementara. Hal ini membuat runner-up musim lalu tersebut berpikir.

Bagnaia menatap balapan MotoGP pertama di Sirkuit Mandalika dengan percaya diri tinggi sebab berhasil meraih posisi start keenam. Namun, kemudian semua tidak berjalan ideal untuknya.

Pembalap asal Italia itu sendiri tidak bisa menjelaskan apa yang salah selama balapan. Pecco benar-benar tampak bingung mengapa dirinya tidak bisa menemukan kecepatan di GP Indonesia.

Padahal pengguna Desmosedici GP22 lainnya, Jack Miller dan Johann Zarco, mampu tampil cepat dan finis masing-masing di posisi ketiga serta P4, terlepas dari keduanya memang piawai melibas trek basah.

Berita Terkait :  Ducati Segera Finalisasi Kontrak Baru Francesco Bagnaia

“Well, saya punya banyak pertanyaan tentang balapan saya (di Mandalika). Saya perlu memahami banyak hal. Aneh bahwa itu tidak berhasil karena saya memiliki feeling yang sangat baik dalam tes basah di Sepang,” kata Bagnaia.

Di sini, di Mandalika, feeling saya di sesi tes pertama juga bagus di lintasan basah, seperti biasanya. Tetapi hari ini (saat balapan) saya memiliki masalah besar, saya banyak kehilangan posisi di titik pengereman pertama,” tambahnya.

Faktanya, Pecco Bagnaia merosot ke P13 tisak lama setelah start. Selepas lima lap, ia bisa menghindari crash saat berada di urutan kesembilan. Sang rider melebar lagi di Tikungan 1 dan kehilangan posisi lagi.

Pada akhirnya, Pecco harus puas finis ke-15 dan setelah tanpa poin di GP Qatar, ia mendapatkan angka pertama musim ini meskipun tentu tetap tidak sesuai harapan pemenang empat race MotoGP 2021 itu.   

Berita Terkait :  Alberto Puig Senang Marc Marquez Langsung Tampil Cepat

“Di akhir trek lurus saya beruntung tak jatuh karena kecepatannya cukup tinggi di sana. Agak menakutkan. Itu bukan manuver pengereman yang keras, tetapi Jack (Miller) mengerem lebih keras,” kata Bagnaia.

“Saya hanya mencoba memahami bagaimana mengelola situasi sebab saya lambat. Saya berada di batas dengan bagian depan motor. Itu tidak bekerja dengan ban, namun mungkin saya tidak mendorong seperti seharusnya.

“Saya tidak mengerti apa yang terjadi dan juga sulit untuk mendorong lebih cepat. Saya tidak mengatakan karena masalah ban. Saya hanya bilang itu tidak bekerja seperti yang saya inginkan dan rasanya aneh.”

Ini membuat Pecco Bagnaia kecewa dengan bagaimana ujung akhir pekan di Indonesia. Pasalnya, ia cuma membawa pulang satu poin, tertinggal 44 angka dari pemuncak klasemen sementara, Enea Bastianini.   

“Jelas saya tidak puas. Kami hanya mencetak satu poin dalam dua balapan. Potensi kami jauh lebih tinggi dari itu. Dalam warm up saya sangat kompetitif dengan ban bekas. Feeling-nya sangat bagus,” ucapnya.

Berita Terkait :  Andrea Dovizioso Skeptis pada Karier Darryn Binder di MotoGP

“Saya tidak berpikir problemnya adalah motor, karena (Desmosedici) itu selalu sangat bagus di trek basah, tetapi saya punya masalah di mana motor biasanya memiliki kekuataan di kondisi ini. Jadi, itu aneh.”

Bagnaia punya waktu sekitar dua pekan untuk mencari tahu apa yang salah sebelum menghadapi putaran ketiga musim ini, Grand Prix Argentina, di Autodromo Termas de Rio Hondo pada 1-3 April mendatang.  

“Ini momen yang sulit, tetapi kami harus berpikir positif dan mulai kompetitif sejak hari Jumat seperti saat saya melakukan warm up di Mandalika. Saya ingin membuat awal baru dan mengtur mindset,” katanya.

Related posts