Jalani Road Trip Sentul-Mandalika demi Mario Aji

Mario Suryo Aji mengukir sejarah dalam Moto3 Indonesia 2022. Puluhan ribu penonton pun hadir untuk menyaksikan pembalap yang disebut sebagai local hero oleh media asing itu.

Teriakan yang memanggil Mario terdengar bersahut-sahutan dari Grand Stand VIP Premiere di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/3/2022), yang terletak di depan garis start dan finis. Kibaran bendera merah putih pun terlihat sesekali ketika para pembalap menata posisi sebelum memulai balapan.

Sekelompok penonton yang dibawa oleh sebuah perusahaan terlihat mengerumuni remaja asal Magetan tersebut. Mereka sesekali melakukan swafoto dengan latar belakang Mario.

Sedangkan, pembalap yang mematahkan rekor Rafid Topan Sucipto, sebagai pembalap Indonesia yang start di posisi terbaik itu berdiam diri, berusaha berkonsentrasi. Sebagai informasi, Rafid start P5 pada Moto2 Jepang 2013 di SIrkuit Motegi.

Penonton bukan hanya berasal dari Lombok tapi juga luar pulau. “Saya datang dari Jakarta sejak Kamis. Saya penasaran untuk menonton MotoGP untuk pertama kali,” ujarnya Tjoen, pria paruh baya yang ditemui Motorsport.com Indonesia di loket penukaran tiket.

Meski antusias, ia mengungkapkan sedikit ketidakpuasan karena informasi penukaran tiket kurang lengkap.

Berita Terkait :  Bobot Pembalap MotoGP: Sepentingkah Itu?

Dukungan juga hadir dari rombongan pemilik toko kelontong di Lombok, yang jadi binaan sebuah perusahaan rokok. Bisa dibilang ini merupakan bonus untuk mereka yang berhasil meningkatkan penjualan.

“Kriteria yang dipilih berdasarkan profil pemilik dan tingkat penjualan. Jika dilihat berhasil, maka mereka diajak ke sini. Bisa dibilang ini merupakan hadiah,” kata Budi Prasetyo.

“Saya suka menonton balapan MotoGP di TV. Idola saya, Marc Marquez. Senang sekali akhirnya bisa melihatnya secara langsung.”

Sementara itu, Mohammad Taufik membawa serta keluarganya jauh dari Medan. Ia hadir bersama sesama penggemar MotoGP. “Kami datang kemari sekitar 120 orang. Sayangnya, Valentino Rossi sudah tidak balapan, jadi saya dukung Marquez saja sekarang,” tuturnya.

Beberapa sosok terkenal juga hadir di lintasan. Pembalap pertama Indonesia yang menuai poin dari kelas 250cc, Doni Tata, memanfaatkan momen ini untuk beramah tamah dengan mantan timnya, Gresini Racing dan bertemu teman-temannya saat masih aktif balapan.

“Antusias penggemar motorsport Indonesia sangat tinggi. Menonton sesi-sesi ini, membuat spirit balapan keluar lagi. Saya juga terkenang saat masih berlomba setelah bertemu tim dan teman-teman,” ucapnya.

Berita Terkait :  Resor pulau baru menawarkan alam dengan sentuhan mewah

“Dengan adanya Mandalika, semoga bisa dihasilkan pembalap-pembalap muda Indonesia. Saya juga menonton penampilan Mario. Kalau dia dapat berada di posisi tengah akan sangat bagus.”

Sayangnya, harapaan Doni tidak terwujud. Mario berada di peringkat ke-14, namun mampu mempersembahkan dua poin untuk Honda Team Asia.

Pembalap yang musim lalu berjuang bersama Mario Suryo Aji, dalam CEV, Dimas Ekky Pratama, sengaja datang mendukung dari dekat.

“Selama di Honda, kita sempat bareng di Honda. Lalu di CEV juga, jadi kita terbiasa saling mendukung satu sama lain. Apalagi dia tahun ini jadi satu-satunya pembalap Indonesia dalam grand prix. Saya juga memberi support kepada empat pembalap yang turun di ATC,” mantan pilot Moto2 itu menjelaskan.

“Saya merasa senang, bangga sekaligus sedih. Kenapa? Ajangnya MotoGP ada di sini, membantu UMKM, tapi sedih karena saya tidak bisa balapan di Tanah Air.”

Ia menempuh perjalanan dari rumahnya di Sentul ke Mandalika dengan mobil berpenumpang empat orang. Dimas transit di Solo untuk mengembalikan suspensi, lalu meneruskan perjalanan ke Banyuwangi dan menyebrang ke Bali.

“Di Bali, kami tidur di Ubud, sempat bersepeda pagi. Kami berangkat sore hari dan menyeberang ke Lombok butuh empat jam. Sebenarnya kalau langsung Jakarta-Bali, tanpa menginap bisa 1,5 hari.”

Berita Terkait :  Espargaro memiliki perjalanan yang sempurna untuk menyelamatkan warisan MotoGP-nya

Pengamat MotoGP, Matteo Guerinoni, memandang balapan di Mandalika sangat menggembirakan. Ia memuji penyelenggaraan luar biasa. Seandainya ada kekurangan, maka bisa dimaklumi karena ini merupakan debut.

“Ini juga dipaksa Dorna agar balapan bisa dipasang di awal kalender. Saya puas melihatnya, meski ada masalah di aspal, tapi itu biasa di tempat baru. Yang penting, hari ini ada balapan dan kami semua nikmati,” tuturnya.

“Penggemar MotoGP paling banyak di Indonesia. Antusiasme luar biasa. Saya harap semua lancar.

“Valentino Rossi suka tapi tidak ada lagi. Secara pribadi, saya menyukai Enea Bastianini sekarang karena ia memakai nomor 33. Meski harus ganti 23 karena Brad Binder sudah pakai nomor itu.

“Alasan lain cara bawa motor sangat menarik dan agresif. Saya harap di sini bisa naik podium atau lima besar. Dia harus jaga konsistensi. Target lima besar, saya tidak percaya. Kalau dia mau bisa juara dunia.”

Related posts