Pol Espargaro Marah Ban Jadul Michelin Rugikan Honda

Pembalap Honda, Pol Espargaro, dibuat kesal atas keputusan produsen ban Michelin yang membawa ban berusia empat tahun lebih tua ke Grand Prix Indonesia.

Dalam upaya mengatasi suhu panas di Pertamina Mandalika Circuit, Michelin memutuskan untuk membawa carcass yang kali terakhir digunakan para rider MotoGP saat berlomba di Thailand pada 2018.

Hal ini dilakukan karena Michelin meyakini ban tersebut dapat memecahkan problem yang muncul selama tes pramusim MotoGP Mandalika bulan lalu. Apalagi panasnya cuaca juga tak berbeda jauh dari Buriram.

Alih-alih mengatasi masalah, langkah Michelin itu justru menciptakan kendala yang memusingkan bagi sejumlah pabrikan. Paling terasa dampaknya adalah Repsol Honda Team yang mengalami mimpi buruk ketika Q1.

Espargaro harus puas menduduki P16. Sementara rekan setim Marc Marquez sampai dua kali terjatuh, dan akhirnya menempati start ke-15, meski naik satu tingkat lantaran penalti grid Franco Morbidelli.

“Honda sepanjang musim dingin, bahkan tahun lalu mengambil banyak informasi tentang ban,” ucap Espargaro kepada media di Sirkuit Mandalika usai kualifikasi, Sabtu (19/3/2022) kemarin.

“Di sini kami bekerja keras untuk mengenali masalah motor dan mereka memiliki motor yang benar-benar baru di Jerez dan Malaysia yang sempurna untuk ban saat ini.

“Dan kemudian ada beberapa masalah selama tes. Untuk mengatasi masalah tersebut, Michelin membawa ban (berusia) empat tahun (lebih tua).

“Jadi apa yang kami hadapi adalah kami memiliki satu motor yang siap, motor terbaik yang saya pikir kami miliki di grid dengan ban saat ini. Ban normal tetapi dengan ban berusia empat tahun. Motor ini tidak dibuat untuk itu.”

Kegeraman Espargaro kian tak bisa ditahan setelah melihat pasukan Ducati yang mampu tampil begitu solid dan kencang. Pabrikan Borgo Panigale berhasil menempatkan enam pembalapnya dalam 11 besar grid start.

“Kami melihat Ducati berjuang keras selama tes di sini dan mereka sangat lambat, terutama pada ritme. Tapi sekarang mereka terbang serta kencang. Saya kira itu tidak adil dalam beberapa hal,” ujar Polyccio.

“Ya, kami bekerja keras di tes pramusim dengan motor baru. Saya pikir pada ritme kami melakukan pekerjaan yang luar biasa. Kami tidak pantas mendapatkan hasil ini.”

Saat ditanya apa solusi yang seharusnya dilakukan oleh Michelin, Espargaro menjawab bahwa semua keputusan ada di tangan mereka. Yang pasti, bukan dengan membawa ban jadul untuk dipasangkan dengan motor baru.

“Saya bukan teknisi Michelin. Saya bukan orang yang memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Tetapi jika kami selalu berusaha menjadi lebih baik, Anda tidak bisa membawa ban berusia empat tahun (lebih tua),” tuturnya.

“Itu tidak sesuai dengan situasi saat ini. Tidak apa-apa kami memiliki masalah, kami bekerja untuk memecahkan masalah. Kami memperbaiki situasi dengan motor yang benar-benar baru, bukan dengan menggunakan ban dari empat tahun lalu.”

Related posts