Di MotoGP 2022, Aprilia Racing Team akan turun murni sebagai tim pabrikan. Mereka cukup percaya diri mengingat komposisi pembalap utama dan penguji yang mumpuni.
Saat memutuskan kembali ke kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor, MotoGP, pada 2015, Aprilia bekerja sama dengan Gresini Racing. Namun, kerja sama dengan Gresini selesai pada akhir MotoGP 2021 lalu.
Setelah enam musim tidak mampu merebut podium di MotoGP, tahun lalu Aprilia RS-GP akhirnya mampu finis di zona tiga besar saat Aleix Espargaro masuk di P3 pada Grand Prix Inggris 2021.
Menjelang lima balapan terakhir MotoGP 2021 lalu, Maverick Vinales bergabung. Dengan begitu, komposisi pembalap Aprilia Racing untuk MotoGP musim 2022 ini bisa dibilang lengkap, gabungan antara pembalap sarat pengalaman dengan teknik dan bakat besar.
Aleix Espargaro melakukan debut di Kejuaraan Dunia Balap Motor dengan turun penuh di kelas 125cc (kini Moto3) pada 2005, setelah pada 2004 merebut gelar juara Spanyol 125.
Setelah turun dalam sembilan race kelas 250cc (kini Moto2) pada 2006, Espargaro mulai turun penuh pada 2007.
Debut di MotoGP dilakukan Espargaro pada 2009, namun baru turun penuh pada 2010. Ia lalu kembali berlomba di kelas intermediate (Moto2) pada 2011.
Setahun kemudian, Aleix Espargaro balik lagi ke MotoGP pada 2012 mengandalkan ART GP12, yakni motor dan mesin yang saat itu dikembangkan Aprilia lewat aturan Claiming Rule Team (CRT).
Dua musim membela tim dan pabrikan lain, Aleix Espargaro kembali ke Aprilia sejak MotoGP 2017. Dengan kematangannya di MotoGP, Aleix Espargaro akhirnya untuk kali pertama memberikan hasil finis podium untuk Aprilia saat finis P3 di Silverstone, Inggris, tahun lalu.
Musim ini, pabrikan asal Noale, Italia, tersebut, memang masih menyandang status konsesi. Tetapi, melihat perkembangan pesat Aprilia RS-GP, rasanya podium kedua atau bahkan kemenangan, bukan lagi menjadi target muluk bagi Aprilia.
Apalagi pada putaran pertama MotoGP 2022 di Qatar, dua pekan lalu, Aleix Espargaro mampu tampil sangat impresif di atas Aprilia RS-GP dengan menempati peringkat keempat.
“Setelah bertahun-tahun bersama, mereka bukan hanya sekadar mekanik dan teknisi, melainkan sudah menjadi bagian dari keluarga saya. Karena itulah saya merasa libur musim dingin lalu terlalu panjang,” tutur Aleix Espargaro, sebelum memulai musim.
“Bertahun-tahun mungkin sudah berlalu. Tetapi, saya masih bersemangat sama seperti saat memulai karier. Kini, saya berada dalam kondisi fisik puncak saya.
“Untuk helm, saya memilih grafis yang didedikasikan untuk semua podium pertama Aprilia di berbagai kelas, termasuk Silverstone di MotoGP 2021 lalu.
“Saya rasa ini cara yang tepat untuk memulai musim dan memberikan penghormatan kepada warisan balap yang hebat dari brand ini. Tujuannya jelas untuk menambahkan lebih banyak kemenangan,” tutur pembalap bernomor #41 tersebut.
Pengalaman segudang Aleix Espargaro bakal lebih lengkap dengan hadirnya Maverick Vinales. Aprilia sejatinya bukan pabrikan asing bagi Vinales.
Saat kali pertama turun penuh di Kejuaraan Dunia Balap Motor pada 2011, Vinales mengandalkan Aprilia RSA 125 di kelas 125cc. Ia langsung berhasil merebut empat kemenangan dan lima finis podiium lainnya untuk menempati P3 klasemen akhir sekaligus menjadi rookie terbaik.
Setelah dua tahun beruntun menempati P3 klasemen akhir kelas terkecil, Vinales akhirnya merebut gelar juara dunia kelas Moto3 pada 2013 yang menjadi modal baginya promosi ke Moto2 pada 2014.
Setahun turun di Moto2 dan menempati P3 klasemen akhir usai merebut empat kemenangan dan sembilan podium, Maverick Vinales lalu naik ke kelas tertinggi, MotoGP, pada 2015 bersama Suzuki.
Menariknya, dua musim di MotoGP bersama tim pabrikan Suzuki, Maverick Vinales juga menjadi rekan setim Aleix Espargaro. Kebangkitan Suzuki di MotoGP saat itu pun tak bisa dilepaskan dari peran penting duo Espargaro-Vinales.
Kini, Aprilia berharap hal itu terulang. Pasalnya, setelah memutuskan kembali turun penuh di MotoGP pada 2015 (vakum pada 2012 sampai 2014), Suzuki berhasil merebut kemenangan pertamanya lewat Vinales pada 2016.
Vinales selama ini dikenal termasuk pembalap yang piawai beradaptasi dengan motor. Setelah di Suzuki, ia makin matang di Yamaha yang dibelanya antara 2017 sampai 2021.
Kini, di MotoGP, total Vinales sudah mengantongi sembilan kemenangan, 13 pole position, 28 podium, dan 10 fastest lap, serta dua kali menempati peringkat ketiga klasemen akhir (2017 dan 2019).
“Sejak momen pertama bergabung ke tim ini, saya menyadari telah dipilih untuk satu tujuan, yaitu membawa Aprilia ke puncak MotoGP masa kini. Ini merupakan tujuan dari apa yang akan kami kerjakan,” ucap pembalap bernomor #12 itu.
“Rasanya tidak adil jika saya membuat prediksi. Saya memilih untuk fokus pada pekerjaan dan persiapan yang harus dilakukan, karena saya percaya bahwa hasil merupakan konsekuensi langsung dari usaha yang dilakukan.
“Sejauh ini saya sangat puas dengan pekerjaan yang dilakukan departemen balap selama musim dingin dan sekarang yang tersisa adalah menunjukkan kemajuan kami di lajur lintasan.”
Kombinasi antara pengalaman milik Aleix Espargaro, meskipun sudah berusia 32 tahun, dengan skill di atas rata-rata dari Maverick Vinales yang kini tengah di usia puncak, 27 tahun, dirasa sangat tepat untuk mendongkrak Aprilia.
Line-up Aprilia Racing untuk MotoGP 2022 ini kian lengkap dengan sosok Lorenzo Savadori sebagai test rider. Pembalap Italia kelahiran 4 April 1993 (28 tahun) itu juga memiliki pengalaman lengkap di berbagai kelas balap motor.
Pembalap dengan nomor motor #32 itu merupakan juara GP125 Italia dan Eropa bersama Aprilia pada 2008. Pada musim yang sama, ia juga melakukan debutnya di kelas 125cc World Championship dengan tiga wildcard.
Pada tahun 2007, Lorenzo menjadi runner-up Red Bull Rookies Cup untuk kemudian turun penuh di kelas 125cc Kejuaraan Dunia Balap Motor. Pada 2011, Lorenzo Savadori melakukan debutnya di FIM Superstock 1000 Cup.
Ia menjadi juara Superstock 1000 pada 2015 saat menggeber Aprilia RSV4 RF dengan merebut empat kemenangan, tujuh podium, dan tiga pole position. Saat itu, Savadori juga membantu Aprilia merebut gelar pabrikan.
Pada musim 2016, 2017, dan 2018, Lorenzo Savadori turun di World Superbike (WSBK) juga dengan mengendarai Aprilia RSV4. Pada 2019, Savadori menjadi runner-up Superbike di Campionato Italiano Velocita (CIV).
Setahun kemudian, Savadori menjadi pembalap penguji di Aprilia dan berkesempatan debut di MotoGP dengan menggantikan Bradley Smith yang saat itu mengisi posisi yang ditinggalkan Andrea Iannone karena kasus doping.
Pada MotoGP, Lorenzo Savadori rencananya turun penuh bersama Aprilia. Namun, kedatangan Vinales membuatnya kembali menjadi pembalap penguji.
“Memainkan peran sebagai penguji serta mempertimbangkan fakta bahwa saya akan melakukan beberapa balapan wildcard, sangatlah penting di MotoGP,” tutur Savadori.
“Semua pihak di Aprilia bekerja sangat giat untuk meningkatkan performa RS-GP lebih baik lagi. Kami berkompetisi dalam kategori di mana investasi waktu, sumber daya, dan upaya yang berkelanjutan sangat diperlukan.
“Secara keseluruhan, para rival kami sangatlah kuat. Namun, kami telah berkembang dan perlu melanjutkan tren ini. Saya menjadi bagian dari proyek ini sejak 2020 dan telah berkembang bersama Aprilia RS-GP, yang ditingkatkan secara konsisten dan progresif.”
Bagian dari Piaggio
Secara global, Aprilia telah diakuisisi Piaggio pada tahun 2004. Di Indonesia, PT Piaggio Indonesia adalah agen tunggal dari brand motorbike ikonik Italia: Piaggio, Vespa, Aprilia, dan Moto Guzzi.
Hadir di Indonesia sejak 2011, PT Piaggio Indonesia berkomitmen untuk menghadirkan ide segar bagi pasar Indonesia melalui produk-produk terdepan.
Piaggio, Vespa, Aprilia, dan Moto Guzzi senantiasa berikan produk yang relevan dan sesuai dengan tren pasar. Setiap brand ini membawa ciri khas dan karakter kuat yang dipadu dengan teknologi tinggi.
Untuk varian skuter premium, PT Piaggio Indonesia hadir dengan dua merek bereputasi tinggi di pasar global, yakni Piaggio dan Vespa.
Piaggio menerapkan teknologi canggih, mobilitas modern, dan inovasi. Sebut saja Piaggio Medley i-get 150cc hingga Piaggio MP3 500 HPE Sport Advanced.
Sementara, Vespa adalah brand ikonik lintas zaman yang merepresentasikan gaya hidup dan budaya berkendara tak tertandingi. Sebagai varian entry-level, tersedia varian Vespa LX 125 i-get yang klasik dan Vespa S 125 i-get yang sporty, sempurna bagi generasi muda.
Untuk Motorcycle premium, PT Piaggio Indonesia memiliki dua brand dengan reputasi tinggi di dunia: Aprilia dan Moto Guzzi.
Untuk performa tinggi dan penikmat balapan penuh adrenalin, Aprilia selalu menjadi acuan di dunia sepeda motor dalam hal pengembangan teknologi paling terdepan dan inovasi yang penuh gaya, sebagaimana dengan dominasi mutlaknya di berbagai balapan dunia.
Hingga kini, Aprilia tercatat mampu memenangi 54 gelar dunia dengan 38 di antaranya dari Kejuaraan Dunia Balap Motor, serta tujuh di Superbike.
Dalam beberapa tahun terakhir, Aprilia telah sepenuhnya memperbarui rangkaian produknya. Sebut saja Aprilia RSV4 yang telah memenangi tiga gelar pembalap di WSBK atas nama Max Biaggi (2010 dan 2012) serta Sylvain Guintoli (2014).
Untuk sport naked bike, ada Aprilia Shiver 900 yang hadir untuk melengkapi Aprilia Tuono 660 dan Aprilia RS 660.