BabatPost.com-Sejak didirikan pada 19 April 1951, nama Persipa Pati tidak pernah muncul di level pertama atau kedua sepak bola Indonesia.
Klub berjuluk Laskar Saridin itu konsisten berada di divisi paling bawah atau Liga 3. Tapi, setelah 71 tahun penantian, musim ini untuk kali pertama Persipa merebut satu tiket promosi, naik ke Liga 2 musim depan.
—————–
Sabtu (12/3) sore lalu menjadi hari bersejarah bagi persepakbolaan Pati. Klub kebanggaan Kota Kacang tersebut, Persipa Pati, berhasil memastikan tiket promosi ke Liga 2.
Sore itu Persipa memang dikalahkan Persikota Tangerang dengan skor 2-3 di pertandingan terakhir grup CC babak 16 besar Liga 3 Nasional di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik.
Tapi, kekalahan itu tetap membuat Persipa lolos ke fase 8 besar Liga 2 sebagai runner-up grup sekaligus mengamankan jatah satu tiket naik kelas ke Liga 2. Sebab, pada waktu yang sama di pertandingan lain, Putra Jombang berhasil mengalahkan Farmel FC.
Tangis bahagia skuad Persipa Pati pun langsung meledak setelah wasit Supriawan meniupkan peluit panjangnya. Staf dan ofisial tim yang berada di bench berhamburan ke tengah lapangan dan saling berpelukan. Kemudian, mereka bersama-sama bersujud syukur.
Meski lolos sebagai runner-up grup dan tidak bisa melanjutkan ke semifinal, bagi Persipa, bisa naik ke Liga 2 sudah lebih dari cukup.
Sebab, itu adalah catatan emas bagi sejarah berdirinya klub sejak 19 April 1951. ’’Ini mukjizat. Tim ini didoakan seluruh masyarakat Pati karena itu bisa naik ke Liga 2,’’ jelas Plt Ketua Umum Persipa Joni Kurnianto.
Ya mukjizat. Sebab, jika dirunut perjalanan Persipa musim ini, rasanya lolos ke Liga 2 hanya mimpi. Persipa sempat terseok-seok. Bermasalah dengan keuangannya.
Manajer tim saat ini, Dian Dwi Budianto, merupakan hasil lelang jabatan manajer sebelumnya. Dia juga merupakan ketua umum Patifosi, suporter setia Persipa.
Persipa saat itu hanya dibekali dana Rp 750 juta untuk mempersiapkan tim. Tapi, dengan slogan Diurus Cah-Cah, penggalangan dana dari penjualan jersey hingga donasi pun terkumpul.
Dana itu dijadikan bekal mempersiapkan Persipa sejak Juli lalu. Hebatnya, slogan Diurus Cah-Cah tidak sekadar ucapan. Patifosi benar-benar mengurus Persipa dengan sangat baik.
Asisten Manajer Persipa Didik mengungkapkan, saat itu Patifosi membentuk scouting talent. Tugasnya adalah mencari sosok pelatih dan stafnya yang sesuai bujet tetapi punya kualitas. Plus mencari pemain-pemain berbakat di Pati. ’’Akhirnya ketemulah dengan coach Nazal Mustofa ini,’’ bebernya.
Begitu pula dengan pemain. Sebagian besar kekuatan Persipa musim ini adalah putra daerah. ’’Jadi, mereka bermain dengan hati,’’ ucapnya.
Benar saja, meski sempat diragukan, Persipa justru muncul sebagai juara Liga 3 regional Jawa Tengah. Permainan di lapangan juga tidak sekadar menang. ’’Hashtag Wani Ngeyel membuat permainan kami cepat dan banyak andalkan umpan-umpan pendek. Tidak mau nyerah pokoknya,’’ tuturnya.
Joni Kurnianto menambahkan, lolosnya Persipa ke Liga 2 merupakan hadiah atas kerja keras suporter dan masyarakat Pati. Kerja keras untuk selalu memberikan dukungan.
Tidak mau Persipa menghilang. Nah, karena baru naik ke Liga 2, pria yang juga direktur utama PT Mahesa Jenar (PSIS Semarang) itu tidak mau target muluk-muluk. Untuk musim pertama, Persipa menargetkan diri untuk bertahan saja. ’’Kami akan belajar dulu,’’ paparnya.
Persipa nantinya membentuk perseroan terbatas (PT). Juga akan membuka diri bagi siapa pun yang mau bekerja sama. ’’Tapi, syaratnya tetap pakai nama Persipa dan tidak boleh pindah dari Pati,’’ tegasnya.
Hebatnya, meski baru naik ke Liga 2, Joni menyebut Persipa sudah punya daftar calon sponsor. Sudah ada yang mengantre. ’’Ya mungkin karena senang melihat permainan anak-anak di lapangan. Tiki-taka,’’ ujarnya.
Selain itu, perlahan Persipa akan berubah jadi profesional. Manajemen berencana membangun official store. ’’Mungkin juga training ground. Kami akan belajar banyak kepada PSIS. Ini pelan-pelan dulu,” ungkapnya.