Jorge Martin: Pedro Acosta Idealnya Dua Musim di Moto2

Dua tahun di Moto2 akan lebih baik bagi rookie KTM Ajo Pedro Acosta. Menurut rider Pramac Racing Jorge Martin, juara dunia Moto3 2021 tersebut belum siap untuk membalap di kelas premier musim depan.

Pedro Acosta dianggap sebagai talenta besar balap motor di masa depan. Seperti diketahui, ia berhasil membuat semua orang terkesan setelah sukses menjuarai Moto3 pada musim debutnya tahun lalu.

Sekarang, pemuda 17 tahun itu telah memulai petualangan perdananya di kategori lebih tinggi, Moto2. Ia kembali unjuk gigi dengan membukukan catatan waktu terbaik pada tes pramusim.

Spekulasi pun sudah beredar bahwa Acosta bisa naik ke kelas MotoGP pada awal tahun depan. Karena ia telah menjadi bagian dari struktur KTM, secara teori mungkin ada tempat baginya dalam tim Tech3.

Namun, semua ini masih terlalu dini, karena musim 2022 belum lama dimulai. Acosta pun baru melakoni satu race di kelas menengah, finis di posisi ke-12 dalam Grand Prix Qatar, 6 Maret lalu.

Jorge Martin juga tak berpikir masuk akal bagi Acosta untuk langsung pindah ke kategori utama pada awal tahun depan – hanya dalam musim ketiganya di Kejuaraan Dunia Balap Motor paling bergengsi.

Kedua pembalap memiliki hubungan baik. Mereka sama-sama dari Spanyol dan juga memiliki manajer yang sama, Albert Valera. Menurut Martin, Acosta tidak perlu terburu-buru ke MotoGP.

“Saya pikir dua tahun di Moto2 akan lebih baik karena dia (Acosta) masih sangat muda. Saya merasa dia belum siap untuk MotoGP (musim depan). Setelah dua tahun, saya yakin dia akan siap. Dia berada di tim terbaik untuk belajar (KTM Ajo) dan bersiap menghadapi masa depan,” tuturnya.

Martin sendiri berkiprah selama dua tahun bersama KTM Ajo di kelas Moto2 (2019-2020). Ia mampu memenangi dua balapan. Tetapi rider berjuluk Martinator itu beralih ke Ducati pada musim semi 2020.

Kesuksesan telah diraihnya dalam musim debut di MotoGP bersama Pramac Racing, tim satelit Ducati, di mana Martin meraih pole position, kemenangan dan juga gelar Rookie of The Year.

Kembali ke Pedro Acosta. Dalam balapan di Qatar, ia mengalami kecelakaan dalam kualifikasi Moto2 pertamanya dan harus memulai dari grid ke-10. Selepas start, ia merosot, menutup lap pertama di P24.

Seiring race berjalan, Acosta berjuang keras untuk menyalip satu per satu rivalnya dan akhirnya mampu mendulang empat poin dengan finis di posisi ke-12, hasil yang tak sepenuhnya ideal.

“Dia kurang beruntung di tikungan pertama (karena harus menghindari pembalap lain). Tetapi kemudian dia menunjukkan potensinya dan berhasil menyalip banyak pembalap,” kata bos tim Acosta, Aki Ajo.

Pedro Acosta pun telah berbicara tentang pengalaman penting setelah beraksi dalam balapan debutnya di Moto2. Sang rider mengakui dirinya belajar banyak selama akhir pekan di Sirkuit Internasional Lusail.  

“Balapan saya sangat konsisten dan kecepatan saya sudah cukup untuk ada di depan. Start tidak seperti yang diharapkan, namun itu bisa terjadi di Grand Prix pertama di kelas baru,” ujar Acosta.

“Kami masih harus banyak belajar dan bekerja keras untuk membuat langkah maju. Di Indonesia, kami akan mencoba meningkatkannya. Di Moto2, sangat rugi jika harus memulai dari belakang.”

Peluang untuk merengkuh hasil lebih baik terbuka bagi Acosta, sebab putaran di Indonesia akhir pekan ini dilangsungkan di Sirkuit Mandalika, trek yang benar-benar baru bagi pembalap Moto2.

 

Related posts