Enea Bastianini Bakal Tampil Lepas di Sirkuit Mandalika

Pemenang Grand Prix Qatar 2022 Enea Bastianini mengaku takkan merasa tertekan dengan posisi sebagai pemimpin klasemen saat menghadapi MotoGP Indonesia.

Pembalap Tim Gresini Racing Enea Bastianini secara fantastis berhasil memenangi balapan pertama di Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 di Sirkuit Internasional Lusail, Qatar, Minggu (6/3/2022) pekan lalu.

Jika melihat pada musim perdananya di MotoGP pada 2021 lalu – dua kali naik podium ketiga di Sirkuit Misano, Italia – torehan Bastianini di Lusail mungkin tidak terlalu mengejutkan.

Namun begitu, rasanya tidak ada yang menyangka bila pembalap asal Rimini, Italia, 24 tahun, tersebut mampu memulai MotoGP musim 2022 dengan kemenangan.

Menariknya, musim ini Bastianini memakai Ducati Desmosedici GP21, motor spesifikasi musim lalu yang sudah mengalami sejumlah perubahan.

Yang pasti, secara teknis motor, Bastianini logikanya tetap satu level di bawah para pemakai Ducati Desmosedici GP22, yakni duo Ducati Lenovo Francesco Bagnaia-Jack Miller, duet Pramac Racing Johann Zarco-Jorge Martin, serta Luca Marini (Mooney VR46 Racing Team).

Berita Terkait :  Dari MotoGP hingga Piala Dunia Hoki, India akan menjadi tuan rumah acara olahraga besar ini pada tahun 2023

Menariknya, dalam wawancara seusai memenangi GP Qatar, Bastianini mengaku tidak memiliki pendekatan maupun strategi khusus di Sirkuit Lusail lalu.

“Sebelum GP Qatar 2022, saya tidak pernah start dari barisan terdepan di kelas MotoGP,” kata Bastianini yang start dari grid kedua di GP Qatar 2022, dan hanya kalah dari Martin.

“Pada awal-awal lomba, saya hanya berada di P4 atau P5. Saya harus menghemat ban agar cukup sampai akhir balapan (GP Qatar berdurasi 22 lap atau 118,36 km).

“Saya sudah mempelajari bagaimana cara memperlakukan ban dengan benar. Semua terbukti buat saya dalam dua atau tiga tahun terakhir. Saya kira hal itu yang terbaik saya lakukan pada balapan di Qatar lalu.”

Juara dunia Moto2 2020 tersebut juga mengakui sejak debut di Kejuaraan Dunia Balap Motor mulai 2012, dirinya banyak mengalami perubahan.

Berita Terkait :  Mengapa hanya sedikit wanita yang unggul dalam matematika? Seksisme, tentu saja

“Sebelumnya saya sangat agresif di trek. Kini, saya berusaha untuk lebih tenang, khususnya di sesi-sesi latihan bebas. Saya kira, rasa gugup dan terburu-buru tidak bagus dalam olahraga seperti balap motor ini,” kata Bastianini.

“Seluruh tim juga memiliki sikap yang sama. Saya tipe orang yang easygoing dan percaya diri saat bicara dengan orang. Yang pasti, segalanya berjalan bagus saat ini.”

Dengan status pemimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia MotoGP 2022, Enea Bastianini akan menjalani putaran kedua di Pertamina Mandalika Circuit, Lombok, Indonesia, pada 18-20 Maret mendatang.

Pada tes pramusim MotoGP yang berlangsung di Mandalika, awal Februari lalu, Enea Bastianini hanya mampu berada di peringkat ke-13 waktu kombinasi selama tiga hari tes.

Karakter Sirkuit Mandalika yang fast and flowing, mirip dengan Assen di Belanda, dengan trek lurus terpanjang hanya sekira 500 meter plus 17 tikungan, mungkin memang bukan tipe trek favorit Ducati.

Berita Terkait :  Ini Tiga Misi Valentino Rossi di MotoGP 2018

Kendati begitu, Luca Marini mampu merebut P3 waktu kombinasi tes pramusim Mandalika, di bawah Pol Espargaro (Repsol Honda) dan juara dunia Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP).

Selain itu, pengaspalan ulang di beberapa area diyakini mampu menjadi peluang bagi Enea Bastianini karena data dari tes pramusim lalu jelas tidak lagi begitu valid.

Menariknya, terlepas dari faktor-faktor di atas, Enea Bastianini menegaskan dirinya sama sekali tidak tertekan untuk menghadapi Pertamina Grand Prix of Indonesia nanti.

“Saya tidak merasa dalam tekanan di tim karena saya tidak berada di tim pabrikan. Saya yakin, pembalap lain yang menggeber Ducati GP22 yang lebih tertekan,” kata Bastianini.

“Kondisi itu mungkin bisa berubah di masa depan. Namun saat ini saya tidak memiliki penghalang sama sekali.”

    

   

Related posts